CEO Juul Labs Tegaskan Juul “Produk Fungsional”

By Reiner Rachmat | News | Rabu, 8 Agustus 2018

Setelah berbagai tudingan dan kritik diarahkan terhadap Juul, CEO Juul Labs, Kevin Burns akhirnya angkat bicara mengenai produknya tersebut. Ia memastikan bahwa Juul merupakan “produk fungsional” dan bukan produk gaya hidup.

Kepada Bloomberg, Burns mengatakan bahwa selama ini ia dan semua yang bekerja di Juul Labs selalu menganggap bahwa produk mereka, Juul merupakan sebuah produk yang berfungsi sebagai alat bantu bagi perokok yang ingin berhenti merokok. Burns tidak pernah menyangka bahwa Juul justru kini lebih populer di kalangan anak-anak muda. “Kami mengetahui bahwa anak-anak menggunakan produk kami dan kami juga berkomitmen untuk menghentikan hal tersebut,” Burns katakan.

Menurut Burns, Juul tidak pernah didesain untuk terlihat keren, tapi fungsional. “Bentuk Juul di desain sedemikian rupa untuk menonjolkan fungsinya, yaitu alat bantu untuk berhenti merokok dan bukan agar terlihat keren,” beber Burns.  Ia juga berpendapat bahwa rata-rata pod mod yang ada di pasaran berbentuk sangat aneh sehingga orang enggan untuk menggunakannya. “Maka dari itu, Juul mengedepankan desain yang menonjolkan fungsinya dan fungsinya adalah sebagai alat untuk menghantarkan likuid berisikan nikotin sebagai alternatif merokok,” ujarnya. Burns tidak pernah menyangka bahwa desain tersebut malah “disalahgunakan” oleh anak-anak untuk menyamarkan pod mod mereka.

(Juul.com)
“Juul tidak pernah didesain untuk terlihat keren, tapi fungsional,”
– Kevin Burns, CEO Juul Labs

Untuk kedepannya, Burns mengungkapkan bahwa Juul Labs berkomitmen untuk menghentikan pemakaian Juul di kalangan anak muda. “Kita sudah menyiapkan berbagai strategi, salah satunya adalah dengan menggunakan model iklan mantan perokok untuk mempromosikan produk kami. Hal ini untuk menunjukkan bahwa Juul Labs sangat serius untuk mempromosikan Juul sebagai alat bantu untuk berhenti merokok,” Burns katakan. Sang CEO yang baru saja diangkat pada akhir tahun 2017 tersebut juga mengatakan bahwa Juul juga akan mengalami berbagai perubahan kedepannya. “Kami akan mengeluarkan produk dengan kandungan nikotin yang lebih rendah, yaitu 3 persen dan kami juga berencana untuk memasang perangkat Bluetooth pada device yang dapat mendeteksi penggunaan alat di tempat dimana vape tidak diperbolehkan, seperti sekolah. Semua produk baru ini akan dapat ditemui di pasaran paling cepat per Oktober tahun ini,” tambah Burns.

Mengenai perangkat Bluetooth yang akan dipasang pada Juul, pada awalnya perangkat tersebut dimaksudkan untuk menghentikan pengalihan fungsi Juul sebagai alat untuk menggunakan narkoba. Sebuah video di Youtube beredar beberapa waktu lalu yang “mengajarkan” cara-cara untuk mengganti isi pod Juul dengan minyak ganja telah meresahkan banyak pihak, termasuk Juul Labs. “Kami mengetahui adanya cara penggunaan seperti itu. Maka dari itu, pemasangan perangkat Bluetooth ini dimaksudkan untuk menonaktifkan alat saat mendeteksi adanya isi pod selain isi e-liquid yang dimaksudkan. Fitur pendeteksi tempat penggunaan Juul akan kami tambahkan untuk menonaktifkan alat di tempat-tempat dimana vape dilarang, khususnya sekolah,” tukas Burns.

Burns berjanji bahwa Juul Labs akan terus berusaha agar Juul dapat diterima oleh masyarakat sebagai alat bantu untuk berhenti merokok bagi orang dewasa.

(via Vaping Post/Bloomberg)

Comments

Comments are closed.