Cegah Anak Beli Rokok, Mensos Usul Harga Rokok Rp100.000 per Bungkus

News | Jumat, 24 Juli 2020

Menteri Sosial Juliari Batubara mengusulkan harga rokok menjadi Rp 100.000 per bungkus untuk mencegah anak-anak membeli rokok. Selain itu, dengan adanya kenaikan harga rokok juga jadi tambahan pemasukan bagi pemerintah dari cukai.

“Kalau bisa rokok harganya mahal. Satu bungkus minimal Rp100.000. Negara juga dapat cukai lumayan,” ujar Juliari dalam Webinar Hari Anak Nasional 2020, Senin (20/7/2020).

Juliari mengatakan perokok anak masih menjadi masalah di Indonesia, jadi ia menyarankan seharusnya proses pembelian rokok dipersulit.

“Anak-anak ini simpel, mereka ingin terlihat tua. Terlihat cool, keren, jadinya merokok. Akses terhadap rokok ini juga harus dibatasi. Bahkan di Indonesia menjual rokok secara ketengan (satuan) masih bisa,” kata Juliari.

ANTARA
Anak-anak harus dijauhkan dari bahaya rokok.

Mensos Juliari menyadari usulam tersebut dapat mendapat protes dari para petani tembakau. Namun, Juliari menjelaskan kebanyakan rokok saat ini juga telah menggunakan tembakau impor. Ia pun menyarankan petani tembakau mengganti jenis tanaman yang dipanen.

“Jadi harus mendesak pemerintah supaya harga rokok dan cukai dinaikan. Ini bukan untuk meningkatkan APBN saja, itu jangka pendek. Jangka panjangnya anak kita terlindungi dari rokok,” jelasnya.

Mensos juga mengingatkan bahaya rokok secara tidak langsung. “Harus diingat pengenalan narkoba dari rokok. Lama-lama nyobain ganja lalu sabu. Begitu masuk ke narkoba ya sudah habis. Mau rehab seperti apa pun, kalau sudah narkoba sejak dini itu sudah sulit,” ucap Mensos Juliari.

(Via JPNN)

Comments

2 responses to “Cegah Anak Beli Rokok, Mensos Usul Harga Rokok Rp100.000 per Bungkus”

  1. toni wijaya says:

    dengan kenaikan sampai segitu akan banyak yang beralih ke vape. kesiapan store sendiri untuk mengatasi permintaan yang nantinya yang berumur di bawah 18 peralihan dari rokok ke vape apakah sudah siap? butuh regulasi jangan harga yang di naikkan nanti akan berujung sama dengan rokok.

  2. Rizal Sahroni says:

    Jika hanya usul kapan realisasinya? Meskipun itu bakal terealisasi menurut saya kurang efisien karena banyak industri rumahan yg masih memproduksi rokok ilegal yg tidak menggunakan pita cukai. Bahkan harganya jauh dibawah harga standar. Meskipun ada hukum yg mengatur tentang peredaran rokok ilegal dan ada sanksi tegas kepada para pelanggarnya, tapi pelaku industri rokok rumahan dan konsumen seolah menganggap itu hanya hal spele. Yang penting ngebul 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *