Pejabat kesehatan Amerika Serikat meyakini vape atau rokok elektrik menyebabkan tren penurunan tingkat merokok tembakau di kalangan remaja di AS terhenti selama tiga tahun terakhir. Padahal, selama beberapa dekade persentase siswa sekolah menengah atas dan menengah pertama yang merokok tembakau sudah menurun secara stabil.
“Mungkin ada beberapa alasan, tetapi tren penggunaan vape yang sedang naik daun mungkin penyebab utama. Kami sedang membuat kemajuan, dan sekarang Anda mengenal produk yang sangat populer di kalangan anak muda yang telah menghapus kemajuan itu,” kata Brian King dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention atau CDC).
Temuan CDC berlandaskan hasil temuan dari survei nasional pada musim semi lalu. Dari 20.000 siswa sekolah menengah pertama dan menengah atas yang menjadi responden, peneliti menanyakan apakah para siswa telah menggunakan produk berbasis tembakau dalam sebulan terakhir.
Hasil penelitian menunjukkan sekitar delapan persen siswa sekolah menengah atas mengatakan mereka baru mencoba merokok tembakau pada 2018 dan sekitar dua persen siswa menengah pertama juga. Temuan-temuan itu hampir sama dengan survei serupa yang dilakukan pada 2016 dan 2017. Artinya, angka penurunan pengguna produk tembakau di kalangan remaja relatif terhenti.
CDC juga menemukan bahwa dua dari lima siswa sekolah menengah atas merokok lebih dari satu jenis rokok. Kombinasi yang yang paling umum adalah menghisap rokok elektrik dan rokok tembakau. Selain itu, sekitar 28 persen pengguna rokok elektrik dari kalangan siswa mengatakan mereka merokok selama 20 hari atau lebih pada bulan sebelumnya – hampir 40 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

buffallo.edu
Brian King dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention atau CDC).
Para ahli menghubungkan tren kenaikan penggunaan vape dengan ledakan popularitas rokok elektrik, seperti JUUL. Produk ini menyerupai flash drive komputer, dapat diisi ulang lewat USB dan dapat digunakan secara sembunyi-sembunyi, termasuk di toilet sekolah dan bahkan di ruang kelas.
Rokok elektrik sebenarnya dianggap lebih kurang berisiko daripada rokok konvensional. Tetapi para pejabat kesehatan khawatir rokok elektrik digunakan sebagai pintu gerbang peralihan ke produk tembakau lainnya, seperti rokok tembakau atau cerutu.
Merokok dianggap sebagai penyebab utama penyakit yang dapat dicegah di AS dan mengakibatkan lebih dari 480 ribu kematian setiap tahun. Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan Amerika Serikat (US Food and Drug Administration atau FDA) telah melarang penjualan rokok elektrik dan produk tembakau kepada pembeli yang berusia di bawah 18 tahun.
Meski demikian, tudingan CDC ini dinilai terlalu berlebihan oleh Profesor Onkologi sekolah kedokteran Universitas Georgetown, David Levy. Menurutnya, belum bisa ditarik kesimpulan bahwa penurunan tingkat perokok remaja terhenti dan vape perlu bertanggung jawab.
“Masih belum jelas apa yang terjadi dan sebaiknya kita tidak langsung mengambil kesimpulan. Di beberapa negara bagian, angka merokok masih menurun. Survei besar lainnya menemukan bahwa tingkat merokok terus menurun di antara siswa kelas 12, meskipun tidak terjadi pada anak-anak sekolah yang lebih muda,” ujar Levy.
Sebelumnya, juru bicara JUUL mengatakan perusahaan telah mengambil langkah-langkah untuk mencegah anak-anak menggunakan produk-produknya. JUUL Labs juga mendukung pelarangan penjualan rokok elektrik kepada pembeli yang berusia di bawah 21 tahun.
(Via Associated Press)
Comments