CDC: Penyakit Paru Akibat Vaping Fatal, Namun Bisa Dicegah

By Vapemagz | News | Senin, 28 Oktober 2019

Jumlah kasus penyakit paru-paru yang mematikan terkait dengan penggunaan vaping mulai merata atau bahkan mengalami penurunan. Hal ini diungkapkan oleh pejabat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention atau CDC), Jumat (25/10/2019).

“Ini serius dan berpotensi fatal, tetapi dapat dicegah,” kata Dr. Anne Schuchat, wakil direktur utama CDC, kepada wartawan CNBC melalui konferensi telepon.

Peringatan dari para pejabat kesehatan tentang bahaya vaping dan tindakan oleh otoritas pada rantai pasokan produk inilah yang membuat jumlah penyakit terkait vaping bisa dicegah. Hingga Selasa (22/10/2019), CDC telah mengkonfirmasi 1.604 kemungkinan kasus, atau bertambah 125 kasus baru didiagnosis pada minggu lalu.

Sejumlah pasien ditemukan di 49 negara bagian, termasuk D.C. dan Kepulauan Virgin. Jumlah kematian yang dikonfirmasi meningkat dari 33 pada minggu sebelumnya menjadi 34 minggu ini.

Pejabat kesehatan masyarakat masih belum berani mengambil kesimpulan terkait penyebab kasus tersebut. Sebagian besar pasien dilaporkan telah menggunakan produk vaping THC, bahan aktif dalam ganja. Temuan terbaru menunjukkan produk yang mengandung THC dibeli dari jalanan atau sumber informal lainnya seperti melalui pedagang ilegal.

Mark Wilson | Getty Images
Dr. Anne Schuchat, wakil direktur utama CDC.

Para pejabat mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka tidak hanya melihat apa yang terkandung dalam likuid, tetapi juga apakah proses pemanasan dalam rokok elektrik dapat berperan dalam penyakit.

“Mungkin ada lebih dari satu penyebab,” kata Schuchat.

CDC telah memberi nama penyakit paru terkait vaping dengan nama EVALI (e-cigarette, or vaping, product use associated lung injury). Penyelidik sedang mencoba mengungkap bagaimana epidemi dimulai. Penyakit terkait vaping pertama kali muncul pada bulan April dan meningkat pesat pada awal Juli, meskipun sebelumnya, vape mulai beredar di pasaran pada tahun-tahun sebelumnya.

Schuchat menduga bahwa munculnya rokok elektronik yang diisi nikotin berpotensi membuat para pengguna, khusunya remaja untuk mulai bereksperimen dengan produk-produk berisiko yang menyebabkan penyakit.

(Via CNBC.com)

Comments

Comments are closed.