CDC: Kasus Vaping THC Tembus 2.051 Kasus, 39 Korban Meninggal

By Vapemagz | News | Jumat, 8 November 2019

Pejabat kesehatan AS, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) pada hari Kamis (7/11) melaporkan 2.051 kasus yang dikonfirmasi dan serta 2 kematian lebih lanjut akibat penyakit pernapasan misterius yang dikaitkan dengan vaping. Total korban tewas menjadi 40.

Angka ini naik dari laporan CDC pekan lalu, yakni sebanyak 1.888 kasus dan 37 kematian akibat penyakit paru-paru terkait vaping. Dalam laporan terakhir, 40 kematian telah dikonfirmasi di 24 negara bagian dan Distrik Columbia. Hingga kini, kasus penyakit tersebut telah ditemukan di setiap negara bagian di AS, kecuali Alaska.

Para penyelidik belum mengaitkan kasus ini dengan produk atau senyawa spesifik apa pun, tetapi telah menunjuk minyak vaping yang mengandung THC, bahan psikoaktif dalam ganja yang sangat berisiko untuk digunakan.

“Karena senyawa atau bahan spesifik yang menyebabkan cedera paru-paru belum diketahui, satu-satunya cara untuk memastikan bahwa Anda tidak berisiko saat penyelidikan berlanjut adalah dengan mempertimbangkan menahan diri dari penggunaan semua produk rokok elektronik, atau vaping,” tulis CDC dalam laporannya.

CDC/Daily Mail
Peta kematian akibat penyakit paru-paru terkait vaping THC.

CDC meminta para pengguna rokok elektrik atau vape, untu berhati-hati dan memantau diri untuk gejala tersebut. CDC meminta para korban mengunjungi penyedia layanan kesehatan jika terdapat gejala seperti yang dilaporkan dalam wabah tersebut.

“Penggunaan THC telah dikaitkan dengan berbagai efek kesehatan, terutama dengan penggunaan berat yang berkepanjangan. Cara terbaik untuk menghindari efek berbahaya adalah dengan tidak menggunakan THC, termasuk melalui produk-produk rokok elektrik atau vaping,” kata CDC dalam laporannya.

Para pengguna ganja cair, termasuk THC harus mencari pengobatan berbasis bukti yang disediakan layanan kesehatan. CDC akan terus memperbarui pedoman, sebagaimana diperlukan, saat data baru muncul dari wabah yang kompleks ini.

 

(Via CDC)

Comments

Comments are closed.