Catat, Wanita Hamil Dilarang Konsumsi Tembakau Alternatif

By Vape Magz | News | Jumat, 17 Maret 2023

DIREKTUR Global Forum on Nicotine (GFN), Gerry Stimson mengatakan. saat ini ada sekitar 98 juta konsumen di seluruh dunia yang telah beralih ke produk tembakau alternatif.

“Bahkan di Jepang, penjualan rokok turun sepertiga sejak produk tembakau alternatif datang ke pasar. Produsen sekarang harus memastikan alternatif yang lebih aman terjangkau oleh konsumen di negara-negara LMIC (low and middle-income countries), bukan hanya konsumen di negara-negara berpenghasilan tinggi,” kata dia seperti dikutip Antara dari The Guardian.

Melansir laporan The Global State of Tobacco Harm Reduction (GSTHR) bertajuk “No fire, No smoke: The Global State of Tobacco Harm Reduction 2018″ menunjukkan konsumsi produk tembakau alternatif ternyata mampu menekan konsumsi rokok konvensional.

Riset Public Health England (2015) juga memaparkan bahwa produk tembakau alternatif rupanya memiliki risiko 95 persen lebih rendah dibandingkan dengan rokok konvensional.

Laporan tersebut mengangkat contoh keberhasilan beberapa negara. Di Jepang pada periode 2017-2019, produk tembakau yang dipanaskan telah berhasil menurunkan angka perokok sebesar 27 persen. Sementara di Swedia penggunaan “snus” juga telah mengurangi jumlah kejadian penyakit berbahaya terkait rokok, dan menjadikannya yang terendah di Uni Eropa.

Penelitian bertajuk “Snus Cessation Patterns- a Long Term Follow Up of Snus Users in Sweden” pada 2020 menyimpulkan bahwa 80 persen responden berhasil berhenti merokok konvensional dengan metode itu. Kemudian di Norwegia, penggunaan snus juga tercatat berhasil menurunkan jumlah perokok sampai 10 persen sejak 2008 sampai 2017.

Ketua Aliansi Vaper Indonesia (AVI), Johan Sumantri mengatakan, penggunaan produk tembakau alternatif bukan sekadar tren atau fenomena musiman. Terlebih, masyarakat sudah semakin paham tentang risiko kesehatan akibat merokok.

“Banyak perokok dewasa yang beralih ke produk tembakau alternatif karena sudah paham kalau risikonya lebih rendah daripada rokok,” ujarnya.

Rendahnya profil risiko tersebut lantaran proses pengunaannya tidak dibakar seperti pada rokok. Beberapa produk tembakau alternatif seperti produk tembakau yang dipanaskan hingga rokok elektrik menerapkan sistem pemanasan, sehingga dapat mengurangi risiko hingga 90-95 persen lebih rendah daripada rokok.

Hasil ini juga diperkuat oleh sejumlah kajian ilmiah yang dilakukan di dalam dan luar negeri, termasuk kajian ilmiah Public Health England (atau saat ini bernama UK Health Security Agency), divisi dalam Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial di Inggris, pada tahun 2018 dengan tajuk “Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products 2018.”

 

Via okezone.com

Comments

Comments are closed.