PACT Act tidak menetapkan larangan yang sebenarnya, tetapi mewajibkan pengecer online untuk mengumpulkan pajak negara bagian atau lokal sebelum mengirimkan pesanannya, mendaftar toko mereka di pemerintah federal, dan memberikan informasi terperinci setiap bulan kepada departemen pajak termasuk nama dan alamat setiap pelanggan. Ancaman pelanggar PACT Act bisa menghadapi hukuman tiga tahun penjara.
Proses yang rumit dan mahal ini tidak dapat dilakukan oleh sebagian besar bisnis vaping kecil yang tidak memiliki infrastruktur atau kemampuan untuk memenuhi persyaratan ini.
Jika disahkan, S 1253: “Preventing Online Sales of E-Cigarettes to Children Act”, akan melarang semua pengiriman produk vape oleh Layanan Pos AS. Selain itu, akan memaksa semua layanan pengiriman pos lainnya (seperti UPS, FedEx, atau DHL) untuk memeriksa ID dan mendapatkan tanda tangan orang dewasa di bagian pengiriman.
Selain itu, perlu diingat bahwa pengiriman oleh operator swasta sudah lebih mahal daripada pengiriman oleh United States Postal Service (USPS). Oleh karena itu, selain lebih memakan waktu dan memberatkan, pengadaan tanda tangan juga akan menambah biaya tambahan. Oleh karena itu, jika rancangan undang-undang (RUU) mulai berlaku, biaya pembelian online produk vape dapat meningkat hingga USD 20 atau sekitar Rp 282.000.
CASAA menjelaskan bahwa para pendukung tindakan ini mengklaim itu untuk melindungi pemuda. Sementara itu, rokok akan tetap menjadi produk tembakau yang paling terlihat dan dapat diakses secara luas dalam sejarah dunia.
Para pendukung RUU ini berpendapat bahwa mencegah pengiriman produk vape akan mencegah remaja untuk mendapatkannya, dan mengurangi penggunaannya. Namun, faktanya kurang dari 6 persen remaja telah membeli produk vape secara online, menurut National Youth Tobacco Survey 2018.
Sebelum RUU ini disahkan, CASAA meminta vapers untuk mengambil tindakan dengan menandatangani dan mengirim pesan di situs CASAA. Setelah terkirim, pesan tersebut langsung masuk ke Presiden Trump dan mendesaknya untuk menghapus larangan vape.
(Via CASAA)
Comments