Ketika Hong Kong terus bergerak menuju larangan menyeluruh terhadap produk tembakau alternatif seperti vape dan produk tembakau yang dipanaskan, CAPHRA telah menulis surat kepada otoritas setempat untuk menjelaskan mengapa langkah seperti itu akan menjadi kontraproduktif.
Koalisi Advokat Pengurangan Bahaya Tembakau Asia Pasifik (CAPHRA) baru-baru ini mengirimkan surat kepada Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, terkait Rancangan Undang-undang produk tembakau alternatif. Dalam surat itu mereka menyatakan rencana Pemerintah untuk melarang total produk tembakau alternatif di Hongkong akan menjadi upaya yang kontraproduktif terhadap penurunan jumlah perokok..
“Kami baru-baru ini menemukan laporan media yang menyoroti bahwa Hong Kong akan bergerak maju untuk membahas RUU yang berupaya melarang impor dan penjualan semua produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik dan tembakau yang dipanaskan,” tulis surat tersebut.
Sebelumnya diketahui, pada bulan Agustus lalu Dewan Merokok dan Kesehatan Hong Kong menyatakan, statistik pemerintah telah menunjukkan bahwa remaja lebih sering menggunakan vape daripada orang dewasa.
Ketua Dewan Merokok dan Kesehatan Hong Kong, Henry Tong Sau-chai menyebut, bahwa masyarakat luas menyetujui larangan total produk tersebut. Selain itu, ia mengklaim bahwa risiko kesehatan yang berkaitan dengan penggunaan produk tembakau yang dipanaskan telah dibuktikan oleh para ilmuwan di seluruh dunia.

Perempuan Hong Kong tengah asyik menghisap rokok elektriknya.
“Sudah hampir tiga tahun lalu sejak kebijakan larangan produk rokok alternatif pertama kali diumumkan banyak masyarakat yang mendukung RUU ini,” katanya.
Sementara itu, Koordinator Eksekutif CAPHRA, Nancy Loucas mengatakan, dengan dilayangkannya surat itu ia berharap pemerintah harus mempertimbangkan proposal lain yang telah diajukan. Di mana proposal tersebut, lanjut Nancy, menyarankan peraturan yang masuk akal untuk mendukung produk tembakau alternatif yang lebih aman.
“Sangat terpuji bahwa Hong Kong telah menetapkan target untuk mengurangi tingkat merokok dari 10,2% saat ini, menjadi 7,8% pada tahun 2025. Kami sangat percaya bahwa dengan mengatur produk tembakau yang dipanaskan secara tepat dan mengadopsi pendekatan pengurangan dampak buruk untuk melengkapi kebijakan kontrol tembakau yang kuat saat ini, maka Hong Kong dapat mencapai pengurangan tingkat merokok yang tinggi dan meningkatkan kesehatan masyarakat yang lebih baik, ”kata Nancy.
Mengutip kajian studi dari jurnal ilmiah, peer-review, yang mengatakan bahwa ada konsensus yang berkembang di komunitas ilmiah internasional bahwa electronic nicotine delivery systems (ENDS) lebih aman serta dijadikan sebagai sarana untuk mengurangi bahaya rokok.
Adapun mereka merujuk pada keberhasilan signifikan Jepang dalam mengurangi tingkat merokok setelah mengatur produk tembakau yang dipanaskan secara tepat. Di sisi lain, mereka mencontohkan bahwa Australia telah menunjukan kegagalannya dalam menekan angka perokok lantaran mengetatkan regulasi terkait rokok elektrik.
“Untuk pertama kalinya, tidak ada penurunan yang signifikan secara statistik dalam tingkat merokok, dan peningkatan jumlah perokok di Australia,” tulis jurnal tersebut.
(Via vapingpost.com)
Comments