Industri rokok elektrik nasional kian mengepul dengan masuknya salah satu produsen rokok elektrik asing terbesar di dunia, JUUL Labs. Perusahaan rintisan asal San Francisco, Amerika Serikat itu bahkan siap berproduksi di Indonesia jika skala keekonomian telah mencukupi.
Sekadar informasi, JUUL Labs saat ini menjual produknya secara resmi di Indonesia seharga Rp100.000 per dua cartridge pod dengan rasa tertentu. Adapun alat pembakarnya dijual pada harga Rp450.000. Satu pod JUUL dapat dikonsumsi hingga 200 hisap atau setara dengan satu bungkus rokok.
Chief Product Officer JUUL Labs, James Monsees mengatakan pihaknya ingin menjaga keterjangkauan produk bagi perokok dewasa yang ingin mendapatkan produk alternatif yang lebih aman dibandingkan rokok konvensional. Untuk itu, ke depannya diharapkan JUUL dapat memproduksi produknya di Indonesia.
“Kami baru saja mulai. Kami akan terus mengamati secara dekat pertumbuhan pasar rokok elektrik di Indonesia. Jika skala keekonomiannya sudah tercapai, kami akan produksi di Indonesia,” ujarnya saat peluncuran produk perdana, pertengahan pekan lalu.
Di Indonesia sendiri, rokok kretek masih menjadi produk tembakau paling favorit dan mendominasi sekitar 50 persen pasar tembakau nasional. JUUL mengaku tengah melakukan penelitian untuk mereplikasi rasa yang dihasilkan oleh rokok kretek.
“JUUL Labs tidak akan mereplika rasa rokok konvensional secara utuh, mengingat salah satu kebijakan perusahaan adalah agar para pengguna JUUL dapat merayakan transisi dari rokok konvensional,” ujar James.
Dalam menjual produknya di Indonesia, JUUL Labs menggandeng PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA). Melalui kerja sama dengan anak perusahaannya PT Jagad Utama Lestari (PT JUL), JUUL akan dijual di lebih dari 1.000 jaringan Erajaya, juga akan tersedia di mini market.
(Via Bisnis.com)
Comments