Vapemagz – Blackburn menjadi kota yang paling banyak diisi oleh toko-toko rokok elektrik dibandingkan Ibu Kota Inggris, London.
Hal tersebut merupakan hasil temuan sebuah studi terbaru dari Go Smoke Free.
Bahkan, London tidak masuk ke dalam daftar kota yang memiliki toko vape terbanyak di Inggris. Peringkat kedua diisi oleh Boston, ketiga ada Manchester, dan Middlesbrough menempati urutan keempat.
Sedangkan di urutan 5 hingga 10 ditempati oleh Kota Salford, Stockport, Doncaster, Newport, Peterborough dan Nottingham.
“Vape sekali pakai telah mendapatkan popularitas dalam beberapa tahun terakhir, karena kenyamanan, portabilitas dan biaya rendah, yang menjadikannya pilihan menarik bagi mereka yang tidak mungkin berinvestasi dalam vaping yang lebih kompleks,” ujar Juru Bicara Go Smoke Free, dikutip dari Metro, Kamis (14/2/2024).
“Larangan vape sekali pakai yang baru akan membantu mencegah anak-anak menggunakan vaping, sekaligus mendorong orang dewasa untuk beralih ke alternatif yang lebih ramah lingkungan, seperti vape yang dapat diisi ulang,” tambahnya.
“Studi ini menyoroti wilayah mana di Inggris yang paling mungkin terkena dampak larangan penjualan vape sekali pakai,” lanjutnya menjelaskan.
Mereka menambahkan, “Wilayah Greater Manchester memiliki banyak toko yang melayani kebutuhan para pengguna vape, dengan Blackburn, Bolton, dan kota Manchester mengklaim tiga tempat teratas.
“Kota-kota ini mungkin akan mengalami perubahan signifikan dalam budaya vaping mereka, dimana larangan tersebut akan berdampak pada perilaku konsumen, dan pengecer vape yang ada akan menyesuaikan penawaran mereka untuk memenuhi peraturan baru tersebut.”
Menurut data pemerintah, sekitar 9% anak usia 11 hingga 15 tahun di Inggris mengaku telah vaping dalam waktu tiga tahun terakhir.
Peningkatan terjadi karena ketersediaan dari produk sekali pakai dengan jumlah keseluruhan pengguna dari kalangan anak usia 11 hingga 17 tahun meningkat sekitar 900%.
Di sisi lain, Pemerintah Inggris akan melarang vape sekali pakai demi melindungi kesehatan anak-anak di bawah umur. Pelarangan sendiri disampaikan langsung oleh Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak.
“Sebagai Perdana Menteri, saya mempunyai kewajiban untuk melakukan apa yang menurut saya merupakan hal yang benar bagi negara kita dalam jangka panjang. Itulah sebabnya saya mengambil tindakan berani untuk melarang vape sekali pakai yang telah mendorong peningkatan vaping di kalangan remaja,” ucap Sunak.
Pemerintah akan mengeluarkan aturan baru dengan adanya pembatasan terkait rasa vape, persyaratan kemasan polos, dan perubahan penampilan vape agar kurang menarik bagi anak muda berusia 15 tahun atau lebih muda.
Comments