Belanda berencana untuk melarang rokok elektronik beraroma (flavour atau rasa) mulai tahun depan untuk membuat vaping kurang menarik bagi kaum muda. Selama ini pod flavours yang tersedia seperti rasa es krim stroberi hingga mangga dan cokelat dianggap menjadi daya tarik tersendiri yang mendorong remaja untuk vaping.
Dengan beragam rasa manis dan risiko kesehatan yang diklaim lebih rendah, vaping dengan cepat menjadi populer di kalangan anak muda termasuk yang sebelumnya tidak merokok. Akibatnya rokok elektrik atau vape sering dipandang sebagai batu loncatan untuk menggunakan produk tembakau konvensional.
“Tidak dapat diterima bahwa 20.000 orang meninggal setiap tahun di negara kami karena efek merokok dan setiap hari sekitar 75 anak-anak mulai merokok. Generasi bebas asap yang kita harapkan akan datang juga harus bebas dari rokok elektronik,” kata Wakil Menteri Kesehatan, Paul Blokhuis.
Pemerintah akan memperbaiki undang-undang tembakau untuk memasukkan larangan rokok elektrik rasa, yang kemungkinan akan mulai berlaku pada semester pertama tahun 2021. Produk vaping rasa tembakau akan tetap tersedia, terutama untuk membantu perokok reguler menghentikan kebiasaan merokok mereka.
E-cigarettes yang secara elektrik menguapkan likuid nikotin, diklaim sebagai alternatif yang lebih sehat daripada rokok biasa. Walau begitu, penggunaan produk tembakau alternatif ini memang sejatinya hanya ditujukan oleh para perokok yang ingin beralih ke produk yang lebih aman, bukan untuk pengguna yang belum pernah merokok apalagi para remaja.
Laporan pemerintah Belanda pada tahun 2017 mengatakan bahwa lebih dari seperempat populasi remaja berusia 12-16 tahun mengaku telah mencoba vaping setidaknya sekali. Batas usia minimum penggunaan rokok elektronik di Belanda telah diatur menjadi 18 tahun sejak 2016.
(Via Reuters)
Comments