Kita sering berpikir bahwa vaping sebagai alternatif yang lebih aman daripada rokok. Namun akibat kesalahan penggunannya terjadi sebuah insiden di mana seorang bayi di Victoria, Australia terbunuh karena terkena likuid vaping yang membuat kita berpikir ekstra untuk menyimpannya.
Meski petugas pemeriksa mayat belum merilis perincian seputar kematian bayi itu, namun dipastikan penyebab kematiannya adalah karena keracunan akibat likuid vape. Dan ini bukan insiden pertama di mana seorang anak kehilangan nyawanya dengan cara ini.
Pada 2013, seorang gadis Israel berusia 2 tahun meninggal setelah melakukan kontak dengan sejumlah kecil nikotin dari botol likuid milik kakeknya. Demikian pula, pada 2014, seorang anak asal Amerika berusia satu tahun terbunuh setelah terpapar nikotin cair.
Seiring semakin populernya vape pen dan berbagai bentuk rokok elektrik lainnya, pemilik perangkat ini harus lebih ekstra hati-hati. Menurut data statistik di AS dan Australia menunjukkan bahwa jumlah kasus seperti ini meningkat dua kali lipat selama beberapa tahun.
Menurut American Association of Poison Control, “Satu sendok teh nikotin cair bisa mematikan bagi seorang anak, dan jumlah yang lebih kecil dapat menyebabkan penyakit parah, bahkan harus masuk unit gawat darurat. Dengan banyaknya kasus seperti ini, ada baiknya vaper lebih bijak dalam menyimpan perangkat vape dari jangkauan anak-anak terlebih dalam usia balita.
(Via The Herald Sun)
Comments