Banyak Akun Bot Membuat Diskusi tentang Rokok Elektrik di Twitter Menjadi Bias

By Vapemagz | News | Senin, 26 November 2018

Kehadiran rokok elektrik atau vape terus mengundang banyak perdebatan dan diskusi yang terus menerus. Perbincangan mengenai vape ini juga merembet ke dunia media sosial, seperti Twitter. Sayangnya, banyaknya pengguna akun palsu atau bot justru membuat diskusi mengenai manfaat dan mudaratnya rokok elektrik ini menjadi bias.

Sebuah studi oleh para peneliti di San Diego State University (SDSU) pada awalnya dirancang untuk menggunakan data dari Twitter untuk mempelajari perilaku pengguna rokok elektrik di AS. Mereka ingin mengklasifikasikan jenis pengguna dan persepsi mereka tentang rokok elektrik.

Uniknya, ketika mereka menganalisis data justru ditemukan banyak tweet aneh berisi konten yang membingungkan dan tidak logis tentang rokok elektrik dan vaping. Setelah ditelusuri lebih lanjut, tweet tersebut ternyata dibuat oleh bot. Sebanyak 70% dari tweet dalam dataset mereka dihasilkan oleh bot.

“Robot adalah tantangan dan masalah terbesar dalam analisis media sosial. Beberapa robot dapat dengan mudah dihapus berdasarkan konten dan perilaku mereka, tetapi beberapa robot tampak persis seperti manusia dan bisa lebih sulit untuk dideteksi,” kata , Ming-Hsiang Tsou, pendiri direktur Pusat Dinamika Manusia SDSU di Mobile Age.

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Health Communications pada Agustus lalu ini mengamati hampir 200.000 tweet yang menyebutkan penggunaan rokok elektrik dari seluruh AS antara Oktober 2015 dan Februari 2016. Dua pertiga dari tweet dari akun ini mendukung penggunaan rokok elektrik.

Sebanyak 59% adalah tweet tentang penggunaan vaping untuk keperluan pribadi, meskipun penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar akun ini tidak dijalankan oleh orang sungguhan.

“Kami tidak berbicara tentang akun yang dibuat untuk mewakili organisasi atau bisnis. Akun ini dibuat agar terlihat seperti orang biasa,” kata Lourdes D.Martinez, penulis utama studi dari Sekolah Komunikasi SDSU.

BostonGlobe.com
Diskusi di Twitter menjadi bias dan tidak konstruktif lantaran banyaknya pengguna akun bot.

Kekhawatiran bahwa vaping menjadi gerbang masuk kecanduan tembakau untuk generasi muda muncul. Pasalnya, studi menemukan remaja yang menggunakan rokok elektrik tujuh kali lebih mungkin untuk kencanduan rokok daripada mereka yang tidak menggunakan vape.

Masalahnya, salah satu media iklan dari beberapa produk vapor adalah melalui media sosial yang banyak digunakan para remaja. Hal ini membuat remaja lebih cenderung melakukan vape daripada orang dewasa.

Studi ini menemukan bahwa 55% dari tweets bot diidentifikasi berasal dari remaja yang mendukung rokok elektrik. Hal ini senada dengan penelitian lainnya yang menyebut 2 juta siswa sekolah menengah dilaporkan telah menggunakan rokok elektrik setidaknya 30 hari terakhir.

Para peneliti menyarankan bahwa organisasi kesehatan masyarakat perlu lebih sadar tentang percakapan di media sosial jika mereka ingin efektif dalam berkomunikasi dengan masyarakat umum, khususnya para remaja. Mereka juga menyarankan mengenai legalitas pemasaran tembakau dan metode periklanan.

“Kami tidak tahu sumbernya, apakah akun bot ini dibayar oleh kepentingan komersial. Sejauh mana diskusi kesehatan masyarakat secara online didorong oleh akun robot? Saya tidak tahu jawabannya, tapi konsumen layak mengetahuinya,” kata Martinez.

(Via Forbes)

Comments

Comments are closed.