Asosiasi Vaping Kanada Sebut Kenaikan Pajak Rokok Elektrik Berisiko Tingkatkan Angka Perokok

By Vapemagz | News | Jumat, 21 Agustus 2020

Asosiasi Vaping Kanada (Canadian Vaping Association atau CVA) menyebut kenaikan harga produk rokok elektrik melalui instrumen perpajakan tidaklah efektif dalam mencegah penggunaan produk oleh kaum muda dan remaja. Pernyataan CVA ini mengacu studi yang menemukan pengenaan pajak rokok elektrik yang lebih tinggi justru berpotensi meningkatkan angka perokok.

Sebuah studi oleh National Bureau of Economic Research menemukan sementara pajak rokok mengurangi penggunaan rokok dan pajak rokok elektrik mengurangi penggunaan rokok elektrik, kedua produk (rokok dan rokok elektrik) memiliki interaksi penting satu sama lain.

Michael Pesko, seorang ekonom kesehatan dan asisten profesor di Georgia State University mengungkap bahwa kedua produk merupakan barang substitusi. Akibatnya jika menaikkan pajak untuk satu produk akan berimbas pada meningkatknya penggunaan produk lainnya.

Pada penelitian tahun 2019 berjudul “The Effects of Traditional Cigarette and E-Cigarette Taxes on Adult Tobacco Product Use“, Pesko dan peneliti lain menggunakan data penjualan dari 35.000 pengecer di seluruh negeri selama periode tujuh tahun.

Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa untuk setiap kenaikan 10 persen harga rokok elektrik, penjualan produk vaping turun 26 persen. Pada saat yang sama, pajak yang lebih tinggi pada rokok elektrik menghasilkan peningkatan 11 persen dalam penjualan rokok tradisional (konvensional).

“Kami memperkirakan bahwa untuk setiap satu pod rokok elektrik yang tidak lagi dibeli sebagai akibat dari kenaikkan pajak rokok elektrik, akan digantikan oleh pembelian 6,2 bungkus rokok tambahan. Dampak kesehatan masyarakat dari pajak rokok elektrik dalam kasus ini kemungkinan besar negatif,” tulis Pesko.

CBC.ca
Darryl Tempest, Direktur Eksekutif CVA.

Darryl Tempest, Direktur Eksekutif CVA menyatakan pencegahan vaping oleh kaum muda dan remaja harus menggunakan pendekatan multi-segi. Tidak bisa hanya menggunakan instrumen perpajakan yang tidak masuk akal dan justru merugikan perokok dewasa.

“Beberapa solusi praktis yang dianjurkan oleh CVA termasuk edukasi, membatasi penjualan ke toko vape khusus khusus dewasa, hukuman yang lebih keras untuk penjual produk kepada anak di bawah umur, serta membatasi nikotin hingga 20 miligram per mililiter. Jika digabungkan, solusi ini akan jauh lebih efektif daripada solusi kontra produktif seperti pelarangan dan perpajakan,” kata Tempest.

CVA menilai melalui larangan rasa dan perpajakan, pemerintah hanya akan mendorong vapers kembali ke rokok konvensional. Hal ini juga akan memunculkan banjir produk ilegal yang memiliki potensi bahaya lebih besar. Wabah EVALI di Amerika Serikat pada tahun lalu disebabkan oleh produk pasar gelap yang tidak diatur.

Peralihan perokok ke vaping pasti akan menurunkan pendapatan pajak tembakau. Walau begitu, pendapatan yang hilang ini akan diimbangi dengan penurunan beban perawatan kesehatan yang didanai negara. Untuk itu CVA merekomendasikan agar produk pengurangan dampak buruk seperti rokok elektrik harus dikenakan pajak lebih rendah.

“Vaping telah berulang kali terbukti menjadi produk pengurangan dampak buruk paling sukses secara global. Pemerintah harus mencerminkan hal ini dalam kebijakan perpajakan mereka untuk mencapai tujuan masa depan bebas asap rokok,” pungkas Tempest.

(Via Digitaljournal)

Comments

Comments are closed.