AS Lakukan Penelitian Mencari Efek Racun Dari Paparan Cairan E-Liquid Bernikotin

By Bayu Nugroho | News | Jumat, 30 November 2018

Di AS masih banyak yang memperhatikan tentang penggunaan cairan e-liquid yang mengandung nikotin yang kian marak digunakan anak di bawah umur. Pada tahun 2014 jumlah pengguna melonjak pesat di AS, parahnya sebagian besar terjadi pada anak-anak di bawah usia 6 tahun.

Untungnya, kasus keracunan secara signifikan menurun mendekati angka 4.000 kasus di tahun 2014. Laporan tahun 2016 menunjukkan bahwa beberapa anak yang telah menelan kandungan nikotin menjadi sakit, sebagian besar dilaporkan mual dan muntah, dan beberapa yang membutuhkan rawat inap.

Menanggapi klaim tersebut, American Association of Poison Control Centers (AAPCC) memberikan contoh tanda-tanda seseorang terindikasi mengidap penyakit bila tertelan, menghisap, terserap oleh kulit atau mata oleh sesuatu yang mengandung nikotin. Tidak semua berupa keracunan atau overdosis.

unsplash
Meskipun kasus tertelan e-liquid hanya terjadi dalam jumlah kecil, gejala awal membuktikan bahwa anak-anak yang tidak menelan atau menghirup produk nikotin cenderung kurang mengembangkan sistem imun.

Sebuah penelitian terbaru berjudul, “Gambaran epidemiologik dan klinis tentang toksisitas rokok elektrik,” melihat paparan yang tercatat di satu kantor pusat racun AS, dan mengidentifikasi 265 kasus, dimana melibatkan 193 anak dan 72 orang dewasa. Paparan pediatrik yang dialami oleh anak sebanyak 139 orang atau 72 persen dan dan orang dewasa sebanyak 44 orang atau 61 persen, melibatkan pod refill atau cairan e-liquid.

(Via NCBI)

Comments

Comments are closed.