APVI: Produksi Likuid Bantu Tingkatkan Serapan Tembakau Lokal

By Vapemagz | News | Rabu, 15 Juli 2020

Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) menilai industri vaporizer adalah jawaban penurunan tren serapan tembakau lokal beberapa tahun terakhir. Selain itu, industri likuid nikotin memiliki potensi ekspor yang besar mengingat produksi tembakau di dalam negeri cukup besar.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat volume produksi tembakau nasional tumbuh pada tahun lalu dan diramalkan berlanjut pada tahun ini. Namun, serapan tembakau secara konsisten tumbuh negatif sejak 2017.

Kementan mencatat volume produksi tembakau akhir 2019 sebanyak 197.120 ton atau tumbuh tipis 0,9 persen dari realisasi akhir 2018 yakni 195.349 ton. Adapun, volume produksi tembakau diramalkan akan tumbuh 0,7 persen menjadi 198.614 pada akhir 2020.

“Bila pemerintah terus mendukung kami dengan menetapkan regulasi yang baik dan market terus bertumbuh, saya yakin hanya soal waktu sampai industri likuid nikotin ini dapat menjadi penghasilan yang baik bagi petani,” kata Sekretaris Umum APVI, Garindra Kartasasmita.

Garindra menyatakan bahwa pihaknya telah menjalin komunikasi dengan para petani tembakau untuk memasok tembakau terkait produksi nikotin cair lokal. Akan tetapi, menurutnya, produksi nikotin cair domestik terhalang oleh setidaknya dua hal.

Sumutpos
Sekretaris Umum DPP Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) Garindra Kartasasmita (tengah).

Pertama, produksi nikotin cair di dalam negeri memerlukan regulasi yang jelas. Pemerintah sampai saat ini hanya mengatur terkait dengan cukai pada penjualan cairan vaporizer seperti tertuang pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 156/2018 terkait simplifikasi cukai tembakau.

Kedua, pabrikan masih belum menemukan hasil produksi nikotin cair yang sesuai, yakni berwarna jernih, tidak berbau dan tidak merubah rasa. “Masih belum bisa memproduksi nikotin yang sesuai dengan permintaan pasar,” katanya.

Di sisi lain, Garindra mengatakan kapasitas produksi industri vaporizer tanah air pada semester I 2020 anjlok hingga 70 persen. Hal itu akan berlanjut pada semester II/2020 dan membuat target produksi akhir 2020 hanya akan tercapai 70 persen.

“Kami optimistis produksi pada semester II 2020 akan jauh lebih baik dibandingkan dengan semester pertama 2020. Akan tetapi bila untuk menutupi kekurangan produksi pada semester pertama 2020, saya rasa belum bisa,” ucap Garindra.

(Via Bisnis)

Comments

Comments are closed.