APVI: Pertumbuhan Pengguna Vape Baru Melambat Akibat Pandemi COVID-19

By Vapemagz | News | Sabtu, 13 Juni 2020

Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) mencatat permintaan likuid vaporizer atau e-liquid menurun tajam saat pandemi COVID-19. Hal ini menyebabkan utilitas parikan e-liquid merosot pada semester I 2020.

Sekretaris Umum APVI, Garindra Kartasasmita mengatakan kapasitas produksi pada semester I 2020 anjlok hingga 70 persen. Menurutnya, hal tersebut akan berlanjut pada semester II dan membuat target produksi akhir 2020 hanya akan tercapai 70 persen.

“Kami optimistis produksi pada semester II akan jauh lebih baik dibanding semester I. Akan tetapi untuk menutupi kekurangan produksi pada semester I, saya rasa belum bisa,” kata Garindra.

APVI mencatat permintaan e-liquid di pasar saat ini turun hingga 40 persen. Namun demikian, APVI menilai data tersebut bukan berarti penyusutan pasar, namun perlambatan pertumbuhan produksi.

Hal tersebut dianggap wajar, mengingat mayoritas konsumen kini lebih mementingkan langkah-langkah untuk tidak mengidap dari Covid-19. Dengan demikian, pertumbuhan pengguna baru pada tahun ini diramalkan tumbuh negatif atau melambat.

Walaupun secara agregat permintaan e-liquid turun, Garindra menyampaikan ada sedikit peningkatan serapan e-liquid di daerah. Sayangnya peningkatan serapan tersebut menjadi tidak signfikan lantaran daya beli konsumen saat ini yang lemah.

Sumutpos
Sekretaris Umum DPP Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) Garindra Kartasasmita (tengah).

“Banyak sekali masyarakat yang pulang ke kampungnya masing-masing akibat PHK ataupun dirumahkan,” ucapnya.

Garindra berujar pihaknya akan mengarahkan pabrikan untuk menata kembali strategi produksi masing-masing pabrikan. Selain itu, asosiasi akan mempersiapkan platform-platform yang dapat menjadi solusi jika pandemi kembali menyerang nantinya.

APVI mengamati adanya peruahan perilaku konsumen dalam mengonsumsi e-liquid. Saat ini konsumen e-liquid mulai melakukan pembelian secara digital dalam rangka melakukan pembatasan sosial.

Sekadar informasi, APVI pada awal tahun menargetkan produksi e-liquid pada akhir 2020 akan tumbuh sekitar 25 persen. Total produksi e-liquid pada tahun ini ditargetlam sekitar 50 juta botol dengan pembayaran cukai lebih dari Rp1 triliun. Adapun, produksi e-liquid pada akhir 2019 tumbuh sekitar 100 persen menjadi sekitar 40 juta botol.

Secara komposisi, cairan vape tersebut tetap didominasi oleh cairan basis bebas (free base) yakni sekitar 60 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari perkiraan tengah 2019 yakni di level 50 persen.

Likuid vape dibagi menjadi dua jenis yakni free base dan nikotin garam (salt nic). Cairan vape free base memiliki kadar nikotin sekitar 3-12 miligram, sedangkan nikotin garam sekitar 20-50 miligram.

(Via Bisnis.com)

Comments

Comments are closed.