Ketua Umum Aliansi Pengusaha Penghantar Nikotin Elektronik Indonesia (APPNINDO) Roy Lefrans mengungkapkan bahwa produk Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya (HPTL), seperti rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan, terbukti risiko kesehatan paling rendah yakni 95 persen dibandingkan rokok.
“Rokok kan harus dibakar, itulah mengapa produk HPTL tidak mengandung TAR, karena pembakaran itulah yang menghasilkan zat-zat berbahaya,” kata Roy dalam keterangannya, Kamis (27/5).
Roy juga menjelaskan bahwa produk HPTL ini populer, karena didukung oleh banyaknya hasil penelitian. Misalnya badan eksekutif dari Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial di Inggris, Public Health England, merilis hasil studi berjudul “Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Product 2018” yang menyatakan bahwa profil risiko produk HPTL 95 persen lebih rendah daripada rokok.

Reiner Rachmat Ntoma / Vapemagz Indonesia
Ketua Umum APPNINDO Roy Lefrans: “Peran pemerintah dan media penting dalam mendukung upaya edukasi agar masyarakat mendapat informasi yang akurat mengenai produk ini. Inilah peran asosiasi untuk bekerja sama dengan pemerintah dan media untuk terus mensosialisasikan fakta tentang produk HPTL ke masyarakat.”
“Kalau di Eropa lebih seru lagi, produk HPTL justru jadi resep dari dokter untuk pasien yang mau berhenti merokok. Di Selandia Baru mereka punya program Bebas Asap Rokok 2025 dan untuk mendukung program itu produk HPTL menjadi salah satu solusinya. Ini kan bagus banget ya,” tambah Roy.
Sayangnya meski produk ini dinilai paling berhasil sebagai produk alternatif untuk berhenti merokok, banyak perokok dewasa khususnya di Indonesia masih belum mengetahui informasi tersebut.
(Via Kontan)
Comments