Aplikasi TikTok Berikan Dampak Positif Terhadap Penggunaan Rokok Elektrik

By Vape Magz | News | Kamis, 16 September 2021

Temuan penelitian terbaru dari University of Queensland, Australia menyatakan bahwa aplikasi TikTok dapat membuat persepsi positif terhadap penggunaan rokok elektrik kepada anak-anak muda.

Penulis utama dari UQ’s National Centre for Youth Substance Use Research, Tianze Sun mengatakan, timnya telah menganalisis video TikTok untuk memahami bagaimana penggambaran video mengenai vaping dan rokok elektrik dalam platform tersebut.

“Dari 808 video dalam sampel yang ada, kami menemukan bahwa penggambaran positif mengenai penggunaan rokok elektrik dilihat lebih dari 1,1 miliar kali dan terhitung 63% dari total sampelnya,” kata Sun dikutip dari jurnal uq.edu.au, Kamis (16/9/2021).

Berdasarkan atas pertimbangan mengenai aksesibilitas video-video tersebut dan penelitian sebelumnya menunjukkan, paparan konten vaping dikaitkan dengan peningkatan kemungkinan penggunaan rokok elektrik di masa depan.

“Adapun video yang berisikan penggambaran negatif mengenai vaping dan rokok elektrik hanya terhitung 13% dari total sampel, sementara 27% lainnya menggambarkan vaping dan rokok elektrik secara netral,” lanjut Sun.

Salah satu tiktokers sedang melakukan trik vaping.

Sementara, salah satu tim dari UQ’s National Centre for Youth Substance Use Research, Dr Gary Chan mengatakan, sebagian besar video TikTok membahas vaping dan rokok elektrik dengan cara yang mudah dimengerti dengan sedikit referensi tentang konsekuensi kesehatannya.

“Lebih dari setengah video yang kami pelajari termasuk dalam kategori tematik, komedi, gaya hidup dan penerimaan masyakarat terhadap vape,” kata Dr Chan.

Menurutnya, video yang menunjukkan trik vaping memiliki jumlah penayangan yang jauh lebih tinggi, yaitu sebanyak 487 juta kali ditonton dibandingkan dengan video yang menayangkan diluar trik vaping sebanyak 195 juta kali.

Pengguna TikTok, sambung Dr Chan, menghabiskan rata-rata 52 menit untuk menggunakan platform tersebut setiap harinya dan menonton lebih dari 200 video per hari.

“Jika platform itu dibatasi usia, maka kemungkinan akan mengurangi pandangan remaja terhadap persepsi positif vaping di seluruh platform media sosial,” pungkasnya.

Comments

Comments are closed.