Sebagian penelitian yang mengkaji tentang rokok elektrik mengakui satu hal, uap yang dihasilkan oleh rokok elektrik jauh lebih tidak berbahaya bagi tubuh daripada asap tembakau. Namun, sejumlah besar penelitian tersebut mungkin saling bertentangan dalam seluk beluk “pengurangan risiko” ini.
Kontradiksi yang lumrah pada kajian sains rokok elektrik saat ini difokuskan pada sekumpulan kecil senyawa yang dianggap berbahaya bagi tubuh. Mereka umumnya melibatkan perdebatan tentang kemungkinan konsentrasi formaldehida dalam uap rokok elektrik, konsentrasi akrolein, atau lebih umum tentang keberadaan senyawa organik volatil (VOC).
Adapun kajian itu terkadang menjadi headline media yang cenderung membuat perokok melupakan satu fakta kunci. Asap tembakau yang dihasilkan dari pembakaran mengandung ribuan senyawa yang berbahaya bagi tubuh. Seperti misalnya nitrosamin, tar, partikel halus atau karbon monoksida (CO) yang merupakan beberapa bahan yang terkandung dalam koktail yang mematikan bagi tubuh, dan itu tidak ditemukan dalam uap rokok elektrik.
Nikotin, meskipun terus dibenci di antara aliran pemikiran tertentu dalam kesehatan masyarakat, cenderung dilupakan dalam penilaian risiko pada sebagian penelitian. Di sisi lain, nikotin cenderung lebih mudah dikutip dalam masalah kesehatan masyarakat umum, seperti efek utama atau kecanduan.
Dalam kasus propilen glikol, salah satu konstituen utama e-liquid, pengetahuan ilmiahnya cukup maju. Sedangkan perasa, bagaimanapun, mewakili garis penelitian yang muncul baru-baru ini.

Ilustrasi rokok elektrik dan rokok konvensional. (Foto: hallosehat.com)
Risiko yang lebih rendah tidak selalu berarti risiko nol
Hal ini merupakan inti dari masalah kesehatan masyarakat di mana rokok elektrik menemukan diri mereka sendiri. Haruskah mereka diperiksa dalam hal bahaya absolut atau bahaya relatif (dibandingkan dengan asap tembakau)? Di Amerika Serikat misalnya, sangat umum untuk membaca penelitian yang hanya berfokus pada risiko absolut, sedangkan penelitian lain hampir secara sistematis meneliti risiko relatif, seperti di Inggris atau di Prancis misalnya. Oleh karena itu, perbedaan pendapat utama berasal dari pendekatan ini
Pendapat tentang risiko absolut
Uap rokok elektrik tidak semurni udara pegunungan yang segar. Untuk non-perokok, menghirup uap rokok elektrik dapat menimbulkan risiko (walaupun kecil) untuk kesehatan anda.
Dalam jangka pendek, uap rokok elektrik tampaknya tidak memiliki efek pada sistem kardiovaskular dan tidak ada efek pada jaringan saluran pernafasan. Tetapi ini tidak mengesampingkan ketidakpastian tentang efek jangka panjang yang masih belum diketahui hingga saat ini, dan yang kemungkinan besar tidak akan pernah diketahui hanya karena masalah etika yang ditimbulkan (percobaan yang melibatkan non-perokok rokok elektrik dalam jangka waktu yang sangat lama untuk tujuan eksperimental).
Pendapat tentang risiko relatif
Uap rokok elektrik harus dilihat sebagai alternatif berisiko lebih rendah daripada asap tembakau. Menurut penelitian di Inggris, pengurangan risiko yang ditawarkan oleh rokok elektrik dibandingkan dengan asap tembakau, bisa mencapai 95%, atau bahkan lebih menurut beberapa ahli ilmiah di lapangan.
Dengan demikian, manfaat yang ditawarkan oleh rokok elektrik adalah janji yang cukup besar untuk kesehatan masyarakat. Sebab, penggunaan rokok tembakau terus menjadi salah satu penyebab utama kematian yang dapat dicegah di seluruh dunia.
Jika anda tidak dapat berhenti merokok atau tidak ingin berhenti, rokok elektrik dapat menjadi pilihan serius untuk dipertimbangkan untuk meningkatkan kesehatan anda, asalkan digunakan secara bertanggung jawab.
Uap rokok elektrik secara substansial memiliki sedikit risiko dibandingkan dengan asap tembakau, dan karenanya akan jauh lebih tidak berbahaya bagi paru-paru.
Sebagian besar risiko yang terpapar pada perokok sangat mungkin dapat dicegah dengan beralih sepenuhnya ke rokok elektrik, asalkan kebiasaan merokok itu benar-benar sudah berlalu.
NB: Artikel ini tidak dimaksudkan sebagai nasihat medis. Jika ragu, silakan berkonsultasi dengan praktisi kesehatan.
Comments