Produk vape memang berperan sebagai alat pengurang bahaya yang digunakan untuk bertahan dari asap rokok tembakau. Oleh karena itu, bisa diartikan bahwa vaping bisa berperan sebagai pengendali tembakau.

Di Amerika, banyak aksi yang menjelekkan dan mendiskriminasikan peningkatan kesehatan teknologi produk vapor. Dari upaya menyamakan vaping dengan merokok, menggunakan identitas politik untuk melarangan beberapa rasa e-liquid tertentu sampai mengabaikan penelitian positif yang membuktikan kerja vaping yang disalahartikan sebagai propaganda yang sering dilakukan pelaku industri vape.

netivist.org
Tingkat perokok mampu menurun hingga 21 persen dalam satu tahun di Amerika.

Diane Caruana menulis bagaimana seorang professor kedokteran di Universitas Louisville, melakukan penelitian pengurangan bahaya tembakau. Anti-Tobacco Truth Initiative, organisasi yang membahas penurunan secara signifikan tingkat perokok di kalangan usia 18-24 tahun lewat survei National Health Interview Survey (NHIS). Survei tersebut yang menunjukkan bahwa terdapat penurunan hingga 21 persen hanya dalam kurun waktu satu tahun.

“Mendekati angka 85 persen orang dewasa tidak pernah merokok, termasuk 2,7 persen sedang menggunakan vape, 13 persen sedang mencoba menggunakan vape dan 69 persen belum pernah mencoba salah satu produk,” menurut Caruana.

(Via VapingPost)