Anggapan WHO Terhadap Rokok Elektrik, Dokter di Filipina: Gagal dan Tidak Ilmiah

By Ardha Franstiya | News | Rabu, 17 Januari 2024

Vapemagz – Sebuah kelompok advokasi kesehatan masyarakat yang berbasis di Filipina, Quit for Good mengkritik anggapan WHO selaku Organisasi Kesehatan Dunia mengenai penggunaan rokok elektrik.

Menurutnya, WHO meremehkan dampak signifikan yang ditimbulkan oleh rokok elektrik dalam kesehatan masyarakat selama dua dekade terakhir seiring transisi perokok ke produk alternatif.

Presiden Quit for Good, Dr. Lorenzo Mata Jr. mengatakan bahwa upaya WHO untuk terus menjelek-jelekkan rokok elektrik dengan mengabaikan bukti-bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa produk alternatif seperti rokok elektrik, tembakau yang dipanaskan, dan snus telah membantu jutaan perokok di negara-negara seperti Inggris, Amerika Serikat (AS), Jepang dan Swedia berhasil berhenti dari kebiasaannya.

“Studi klinis dan populasi terbaik yang tersedia secara konsisten menunjukkan bahwa vaping telah menyebabkan orang dewasa berhenti merokok. Meskipun pemantauan terhadap vaping di kalangan remaja perlu dilakukan, larangan total terhadap rokok elektrik hanya akan memperburuk epidemi merokok dan kondisi kesehatan serius yang terkait dengannya,” jelas Mata Jr. lewat sebuah pernyataan, mengutip Tobacco Reporter, Rabu (17/1/2024).

Mata menanggapi bahwa klaim WHO tidak ilmiah, serta menilai telah gagal membedakan risiko kesehatan yang ditimbulkan antara rokok elektrik dan rokok tembakau.

Seperti diketahui, WHO sempat menyerukan seluruh negara untuk melarang penggunaan rokok elektrik dengan varian rasa. Kemudian mengklaim belum ada bukti yang menunjukkan vape lebih ‘aman’ dari rokok konvensional.

Selain itu, mendesak seluruh pemerintah negara untuk memberlakukan aturan rokok elektrik serupa dengan produk tembakau.

Dengan demikian, Mata menganggap WHO gagal mengakui penurunan signifikan paparan zat berbahaya akibat perokok beralih ke rokok elektrik dan produk bebas asap lainnya, atau fakta bahwa produk bebas asap bermanfaat bagi banyak perokok. 

“Rokok elektrik tidak mengancam kesehatan masyarakat namun memberikan jalan keluar bagi perokok untuk berhenti merokok, yang merupakan masalah sebenarnya. Memberi label pada produk-produk inovatif ini sebagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat merupakan hal yang mengkhawatirkan karena WHO pada dasarnya memberi tahu para perokok bahwa terus merokok lebih baik daripada beralih ke rokok elektrik. Ini jelas-jelas salah,” jelasnya.

Lebih lanjut, Mata mengatakan larangan WHO terhadap rokok elektrik hanya menguntungkan suatu oknum yang tidak bertanggungjawab dengan menjual kepada siapa pun, termasuk anak-anak, tanpa ada kendali atas apa yang ada di dalamnya atau bagaimana produk tersebut diproduksi.

Menurut pakar kesehatan masyarakat independen, rokok elektrik dan produk bebas asap lainnya menawarkan peluang untuk memerangi penyakit terkait rokok seperti kanker, penyakit jantung, dan penyakit paru-paru dengan beralih ke produk nikotin yang risikonya lebih rendah secara signifikan dan tanpa adanya pembakaran.

Sependapat dengan Dr. Mata, John Britton selaku Profesor Emeritus Epidemiologi di Universitas Nottingham, menyatakan WHO masih gagal membedakan antara kecanduan rokok yang menyebabkan jutaan kematian setiap tahunnya, dan kecanduan nikotin, yang tidak menyebabkan kematian.

“WHO nampaknya puas dengan ketidakkonsistenan dalam merekomendasikan produk obat nikotin untuk mengobati kecanduan merokok, sementara menganjurkan pelarangan produk konsumen nikotin yang memiliki tujuan yang sama, namun lebih efektif. WHO benar dalam melarang orang yang bukan perokok, khususnya anak-anak, untuk menggunakan produk nikotin apapun. Namun, bagi lebih dari satu miliar perokok di seluruh dunia, sistem pengiriman nikotin elektronik adalah bagian dari solusi, bukan masalah,” terang Britton.

Lebih lanjut, Mata menyebut banyak negara, termasuk Filipina memilih untuk menerima bukti ilmiah dan mengatur penggunaan produk alternatif, seperti rokok elektrik memberikan pilihan lebih baik kepada perokok untuk berhenti.

Comments

Comments are closed.