American Lung Association memberi nilai “F” kepada Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan Amerika Serikat (US Food and Drug Administration atau FDA) karena kurangnya tindakan dalam melindungi remaja dari potensi kecanduan rokok elektronik atau vape. Organisasi ini menilai FDA telah bersikap pasif dalam masalah vaping.
Dalam laporan tahunan terbaru State of Tobacco Control, American Lung Association menilai keterlambatan FDA untuk bereaksi lebih menyikapi masalah vaping, khususnya di kalangan anak di bawah umur telah menghasilkan banyak masalah kesehatan dan menempatkan kehidupan orang Amerika dalam risiko. Menurut laporan dari 2017 hingga 2018 saja, jumlah siswa sekolah menengah yang menjadikan vaping sebagai hobi baru telah meningkat sebesar 78 persen.
“Semua negara bagian dan pemerintah federal dapat berbuat lebih banyak untuk mengurangi penggunaan tembakau. FDA telah tertidur terlalu lama. Kegagalan mereka untuk bertindak selama bertahun-tahun telah meningkatkan penggunaan rokok elektrik di kalangan anak muda hingga akhirnya meledak menjadi epidemi,” kata CEO dan Presiden Nasional American Lung Association, Harold P. Wimmer.
“Kami menyerukan kepada FDA dan Komisaris Gottlieb untuk membuat 2019 menjadi tahun untuk bertindak, dengan mengambil tindakan tegas terhadap penggunaan rokok elektrik di kalangan kaum muda dan menghilangkan rokok mentol serta cerutu beraroma dari pasar,” imbau Wimmer.

Getty Images/Scott Olson
American Lung Association memberi nilai âFâ kepada FDA karena kurangnya tindakan dalam melindungi remaja dari potensi kecanduan vape.
Menurut laporan, sekitar 20,8 persen konsumen rokok elektronik adalah remaja. Angka ini dinilai sangat tinggi sehingga penggunaan vape di kalangan remaja masuk kategori epidemi. ALA menilai FDA sejatinya bertanggung jawab untuk mengatur distribusi dan penggunaan produk vape. Tidak ada orang lain yang bisa disalahkan selain pemerintah, termasuk FDA itu sendiri yang gagal untuk mencegah dan mengurangi penggunaannya.
“Kegagalan FDA untuk bertindak juga telah menguatkan industri tembakau, yang telah menjadi semakin agresif dalam upaya untuk menunda atau menentang kebijakan pengendalian tembakau yang sebenarnya bisa menyelamatkan nyawa,” kata Wimmer.
Selain FDA, nilai F juga diberikan kepada negara bagian Texas, Mississippi, Missouri dan Virginia. Hal ini disebabkan karena tingginya angka penggunaan vape dan produk tembakau lainnya oleh anak di bawah umur. Tidak ada negara bagian yang diberi nilai A, tetapi nilai terbaik diberikan kepada California, D.C, Alaska, Maine, Hawaii, dan Massachusetts.
Organisasi itu juga menunjukkan bahwa tidak ada satu negara pun yang mengalokasikan dana yang cukup untuk kampanye pencegahan tembakau sesuai anggaran minimum yang ditetapkan Center for Disease Controls (CDC).
(Via Lung.org)
Comments