Akhir Cerita 30 Tahun Rokok Bentoel Sebagai Perusahaan Publik

By Vape Magz | News | Selasa, 28 September 2021

British American Tobacco (BAT) selaku pengendali utama perusahaan PT Bentoel Internasional Investama bakal memuluskan rencana perusahaan untuk angkat kaki atau delisting dari Bursa Efek Indonesia (BEI) baru-baru ini. Bentoel yang memiliki kode saham RMBA itu diketahui sudah melantai di bursa sejak 1990 alias 30 tahun lebih.

Bentoel rencananya akan mengubah status perusahaannya menjadi tertutup atau go private. Hal Ini lantaran, beberapa tahun terakhir perusahaan tidak mampu memberikan dividen kepada pemegang saham.

Melansir katadata.co.id, saat ini, Bentoel Group adalah bagian dari BAT yang merupakan perusahaan tembakau global dengan jaringan di lebih dari 180 negara. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menambahkan brand global Dunhill dan Lucky Strike ke dalam portofolionya.

Selain memproduksi tembakau, perusahaan juga melakukan kegiatan usaha kelas dunia, meliputi riset dan pengembangan, pemrosesan daun tembakau dan cengkih, manufaktur produk tembakau, termasuk pemasaran dan distribusinya.

Pada 2019, perusahaan telah melakukan ekspor ke 20 negara tujuan dengan nilai mencapai Rp 2,7 triliun. Bentoel juga menjadi produsen rokok kretek pertama yang terdaftar sebagai perusahaan publik pada 1990.

Belajar Kegigihan Hidup di Museum Sejarah Bentoel. (Foto: thinkway.id)

Perjalanan Bentoel

Dilansir dari laman resminya, Bentoel Group telah menjadi perusahaan tembakau terbesar keempat di Indonesia. Perusahaan didirikan pada 1930 oleh Ong Hok Liong dengan nama Strootjes Fabriek Ong Hok Liong di Malang, Jawa Timur.

Ong merintis bisnisnya dari skala rumahan, dengan proses pelintingan serta pengemasan rokok kala itu dibantu oleh tetangganya, Tjoa Sio Bian. Sementara ia, bertugas menjajakan rokoknya dengan berkeliling menggunakan sepeda onthelnya.

Dia juga sempat mengubah beberapa merek rokoknya karena dinilai kurang laku di pasaran. Kemudian, dia mengganti mulai dengan nama Burung, lalu Kendang, Jeruk Manis, hingga tercetus dan menetapkan nama merek sigaretnya sebagai Bentoel pada 1935 lalu.

Tahun 1942, rupanya usaha asal Malang ini sempat berhenti beroperasi, sebab Ong menjadi buronan Jepang dan kembali beroperasi pasca hengkangnya Jepang dari Indonesia. Namun pada tahun 1951, industri tersebut mengganti namanya menjadi N.V perjetakan Hien An.

Selanjutnya, pada 1954, nama perusahaan kembali berganti menjadi PT Perusahaan Rokok Tjap Bentoel yang sekaligus merubah manajemen Bentoel. Semula, Bentoel yang hanya industri rumahan, kemudian beralih menjadi perusahaan keluarga.

Bentoel sendiri adalah perusahaan kedua yang berhasil mendatangkan mesin linting dan juga merupakan produsen rokok yang memotori adanya jenis sigaret kretek mesin (SKM) ber-filter pada tahun 1960-an. Inovasi ini menempatkan Bentoel sebagai produsen rokok era 70-80an dan untuk pertama kalinya, pada 1990 Bentoel mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.

Tak lama berselang melantainya Bentoel di lantai bursa efek, industri rokok tersebut mengalami berbagai macam masalah keuangan. Namun beruntung, pada tahun 1991 berkat uluran tangan Rajawali Group yang mengambil alih saham Bentoel dan mengubah nama perusahaan itu menjadi Bentoel Group. Berkat manajemen baru inilah yang menuntaskan utang Bentoel dan kemudian beralih menjadi PT Bentoel Prima yang dikelola perseroan.

BAT mulai menanamkan sahamnya pada tahun 2000 lalu, hingga akhirnya 17 Juni 2009 silam, BAT melakukan akuisisi terhadap Bentoel setelah membeli saham milik Rajawali Corpora dan berhasil menguasai 99% total sahamnya.

BAT juga menunjuk Djoko Moeljono sebagai presiden komisaris dan Jason Murphy sebagai president director. Kepemimpinan Bentoel berubah pada 2012 dengan mengangkat Hendro Martowardojo sebagai Presiden Komisaris PT Bentoel Group. Kini, Bentoel Group bergerak di bawah kepemimpinan Steven Gerald Pore sebagai Presiden Direktur Perseroan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada 19 Desember 2019.

(Via katadata.co.id)

Comments

Comments are closed.