Larangan vape di negara Thailand bukanlah lelucon. Salah satu negara di Asia Tenggara ini melarang pembuatan, penjualan, dan impor rokok elektrik. Dan bahkan kepemilikan produk vape bisa membuat Anda dipenjara.
Tapi sekarang pemerintah sedang mengkaji kebijakannya, mengikuti upaya kelompok advokasi VAM Thailand, yang merupakan anggota dari International Network of Nicotine Consumer Organisations (INNCO). ECST telah meminta Kantor Ombudsman Thailand untuk mempertimbangkan kembali larangan tersebut.
ECST mengatakan bahwa regulasi produk vape yang beralasan akan menguntungkan baik vapers, perokok dan pemerintah. Juga dengan adanya regulasi ini akan menghindari beberapa publisitas buruk yang dihasilkan oleh larangannya.
Insiden pengunjung asing yang ditahan karena “mengimpor” vape telah menyebabkan berita utama yang merusak pariwisata. Pembatasan vaping Thailand bahkan telah menyebabkan peringatan keras dari pemerintah Inggris.
Thailand melarang penjualan rokok elektrik sejak tahun 2014. Sejak itu, negara ini telah mendapatkan reputasi sebagai salah satu otoritas anti-vaping paling keras di dunia. Beberapa serangan polisi dan penangkapan vendor vape telah dilaporkan di beberapa surat kabar Thailand, termasuk juga penangkapan vaping dikalangan selebriti.
Meskipun undang-undang Thailand ketat, negara ini masih memiliki forum vaping bahasa Inggris yang berkembang di mana hukum dan penegakannya adalah topik reguler.
Pemerintah Thailand mengontrol penjualan rokok dan menghasilkan pendapatan tidak hanya dari pajak cukai, tetapi juga melalui penjualan oleh Tobacco Authority of Thailand (sebelumnya disebut Thailand Tobacco Monopoly). Instansi pemerintah memproduksi dan menjual beberapa merek rokok, yang menghasilkan miliaran untuk negara.
(Via Asia Times)
Comments