Vapemagz – Pemerintah disarankan melakukan upaya preventif berupa program pencegahan untuk mengurangi angka perokok. Hal tersebut diungkapkan oleh Akademisi dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (Unpad) Dr. Amaliya, drg., Ph.D.
“Angka perokok di Indonesia mencapai 65 juta jiwa. Perlu ada langkah pengurangan bahaya yang dapat menurunkan prevalensi perokok,” ujar Amaliya, seperti dikutip ANTARA, Senin (17/7/2023).
Mengacu data Global Adult Tobacco Survey, Amaliya mengungkapkan sebanyak 63,4 persen perokok berencana berhenti merokok, sehingga bisa dijadikan peluang bagi pemerintah dalam menurunkan prevalensi pengguna rokok konvensional di Indonesia.
Menurutnya, pemanfaatan produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik dapat mampu pemerintah menurunkan prevalensi perokok. Berdasarkan kajian ilmiah, produk-produk itu diklaim memiliki profil risiko kesehatan lebih rendah hingga 95 persen dibandingkan rokok.
Tingginya angka perokok mendorong Amaliya beserta rekan sejawatnya di UNPAD melakukan kajian klinis bertajuk “Nikotin dan Respon Gusi pada Pengguna Vape vs Rokok saat Mengalami Peradangan Gusi Buatan (Gingivitis Eksperimental)”.
Penelitian tersebut untuk mengetahui sejauh mana produk tembakau alternatif, khususnya rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan, memiliki dampak bagi pertahanan gusi terhadap bakteri plak gigi pada para pengguna dibandingkan dengan perokok dan bukan perokok.
Hasil penelitian mengungkapkan pengguna produk tembakau alternatif yang telah berhenti merokok menunjukkan respons yang baik terhadap akumulasi plak atau infeksi bakteri dengan tingkat peradangan gusi seperti yang dialami non-perokok.
“Kami menyimpulkan bukan nikotin yang mempersempit pembuluh darah, melainkan TAR,” ungkap Amaliya. Seperti diketahui, rokok elektrik sendiri tidak mengandung TAR dari asap seperti rokok konvensional. (ard)
Comments