300 Ribu Orang Usia 18-24 Tahun di Inggris Pengguna Vape Sekali Pakai

By Ardha Franstiya | News | Rabu, 24 Januari 2024

Vapemagz – 300 ribu orang bukan perokok di Inggris dilaporkan telah menggunakan vape sekali pakai atau disposable pod secara rutin, demikian laporan Daily Mail, dilansir, Rabu (24/1/2024),

Hal tersebut merupakan sebuah hasil studi yang menunjukkan lebih dari 7 persen anak usia 18 hingga 24 tahun yang belum pernah menggunakan produk tembakau telah mengonsumsi vape sekali pakai.

Terkait dengan rencana pelarangan vape sekali pakai dari pemerintah, para peneliti pun menyimpulkan bahwa pencegahan vaping di kalangan remaja yang tidak pernah merokok harus menjadi ‘prioritas kesehatan masyarakat’.

Selain remaja, perokok dewasa juga diminta untuk segera beralih ke rokok elektrik demi mencegah peningkatan penggunaan rokok konvensional.

Studi yang didanai oleh Cancer Research UK ini menemukan larangan vape sekali pakai akan berdampak pada sekitar 2,6 juta orang dewasa di Inggris, Wales, dan Skotlandia.

Dilaporkan, dari Januari 2021 hingga Agustus 2023, prevalensi penggunaan rokok elektrik sekali pakai meningkat dari 0,1 persen menjadi 4,9 persen pada populasi orang dewasa.

Peningkatan itu menjadi yang paling besar di kalangan orang dewasa muda, yakni 15,9 persen dari kelompok usia 18 tahun dibandingkan dengan 1,3 persen dari kelompok usia 65 tahun.

Angka tersebut meningkat menjadi 16,3 persen pada orang yang saat ini merokok dan 18,2 persen pada mereka yang berhenti merokok pada tahun lalu, menurut survei terhadap 69.973 orang dewasa.

Meskipun orang yang tidak pernah merokok umumnya tidak mungkin melakukan vape, hal ini tidak terjadi pada orang yang lebih muda. Sekitar 7,1 persen dari kelompok usia 18 hingga 24 tahun yang tidak pernah merokok melakukan vape.

Penulis utama penelitian, Dr Sarah Jackson dari University College London (UCL), mengatakan, “Meski melarang penggunaan vape sekali pakai mungkin tampak seperti solusi langsung untuk mengurangi vape di kalangan remaja, hal ini bisa menimbulkan konsekuensi besar yang tidak diinginkan bagi perokok.”

“Jika terjadi pelarangan, penting untuk mendorong perokok aktif dan mantan perokok yang menggunakan rokok elektrik sekali pakai untuk beralih ke jenis rokok elektrik lain daripada kembali hanya merokok tembakau,” lanjut Jackson.

Sementara, Direktur Eksekutif Kebijakan di Cancer Research UK, Ian Walker menjelaskan, “Merokok adalah penyebab kanker terbesar yang dapat dicegah, dan penelitian menunjukkan bahwa vape jauh lebih tidak berbahaya dibandingkan merokok dan dapat membantu orang untuk berhenti. Namun dampak kesehatan jangka panjang dari vaping masih belum diketahui.”

“Studi ini menyoroti tindakan penyeimbangan yang kompleks dalam regulasi vape sekali pakai dan siapa yang paling terkena dampaknya. Vape harus diatur agar tidak jatuh ke tangan anak-anak dan orang yang belum pernah merokok tetapi juga tersedia bagi orang yang ingin berhenti merokok. Penting bahwa melalui pembatasan vaping di kalangan remaja, kita juga tidak menciptakan hambatan bagi mereka yang mencoba berhenti merokok,” tambah Walker.

Comments

Comments are closed.