Peneliti dan Akademisi Perlu Sosialisasi Soal Hasil Riset Tembakau Alternatif 

By Vape Magz | News | Sabtu, 26 Maret 2022

Ilustrasi riset penelitian di Laboratorium (Sumber foto : www.pexels.com)

Vapemagz – Guru Besar Universitas Sahid Jakarta, Prof Dr Ir H Kholil, M.Kom menilai, para peneliti dan akademisi perlu mempublikasikan hasil riset tembakau alternatif kepada masyarakat guna mencegah mispersepsi terkait manfaat dan potensinya. Hal ini dimaksudkan agar mengurangi prevalensi perokok konvensional di Indonesia.

Pasalnya, saat ini telah banyak penelitian yang dilakukan, baik di dalam dan luar negeri, untuk mengungkap fakta-fakta mengenai produk tembakau alternatif. Namun, masih banyak pihak yang skeptis atas hasil kajian tersebut.

Maka dari itu, Prof Kholil menilai, pemikiran skeptis itu muncul karena mereka belum memahami konteks dan tujuan penelitian tersebut.

“Yang perlu dihindari justru sikap judgemental, denial, dan anti-science di kalangan masyarakat,” katanya dalam siaran pers yang diterima, Sabtu (26/3/2022).

Menurut Kholil, penelitian tentang produk tembakau alternatif, seperti pada produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik, maupun kantung nikotin, tidak bebas nilai. Namun, setiap peneliti berupaya melakukan kajian ilmiah secara objektif.

Dia berharap, hasil dari riset tersebut menjadi rujukan dalam menyusun kebijakan serta menjadi subjek untuk dikaji lebih dalam pada sebuah diskusi ilmiah. Selain itu, ia menekankan pentingnya menyampaikan informasi berbasis fakta hasil kajian-kajian tersebut kepada publik.

“Penelitian tentang produk tembakau alternatif dengan hasil yang positif ataupun negatif tidak selalu menuai adanya pro-kontra, melainkan dapat saling mendukung satu sama lain untuk mengkaji lebih dalam secara ilmiah,” ujarnya.

Ilustrasi vaping (sumber foto : www.pexels.com)

Lantaran masifnya penolakan terhadap penelitian produk tembakau alternatif beserta hasilnya, pandangan yang keliru terhadap produk ini semakin meluas di publik. Padahal, produk tembakau alternatif bisa dimanfaatkan untuk membantu menekan angka prevalensi merokok di Indonesia.

“Informasi yang akurat tentunya dapat diperoleh dari publikasi dan diseminasi hasil kajian melalui berbagi kegiatan seperti artikel pemberitaan, diskusi media, workshop, konferensi ilmiah, seminar dan sebagainya,” kata dia.

“Harapannya ke depan, pemerintah dapat terbuka untuk mendukung berbagai penelitian berbasis lokal yang juga melibatkan berbagai pihak,” ucapnya.

Dalam kesempatan berbeda, Direktur Eksekutif Centre for Youth And Population Research (CYPR), Dedek Prayudi menambahkan, penelitian di dalam negeri memang sudah banyak dilakukan. Hasilnya menunjukkan produk tembakau alternatif memang memiliki risiko yang lebih rendah daripada rokok.

Hasil riset tersebut seharusnya dapat menjadi acuan bagi pemerintah dalam membuat kebijakan sehingga produk ini turut berkontribusi dalam menekan prevalensi merokok.

“Produk tembakau alternatif sebenarnya jalan moderat untuk mengurangi prevalensi merokok. Kalau tidak ada jalan moderat, kita hanya akan terus disibukkan dengan perdebatan mengenai ekonomi serta kesehatan,” kata dia, dikutip dari Antara.

Comments

Comments are closed.