Meningkatnya tren penggunaan vape di tanah air turut berimbas pada peningkatan produksi likuid vape. Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) menyatakan produksi likuid vape sepanjang tahun ini meningkat dua kali lipat dari realisasi tahun lalu.
APVI mencatat produksi likuid vape pada tahun ini mencapai 5 juta botol per bulan dari realisasi tahun lalu rata-rata 2,5 juta botol per bulan. Adapun, pengguna vape saat ini telah melebihi target asosiasi pada awal tahun yakni 1 juta pengguna.
“Kayaknya sudah 2,5 juta lebih pengguna, tapi belum ketemu pastinya. Sejak ada salt nic (nikotin garam) dalam pod pergerakannya cukup masif. Banyak yang switch ke vape,” kata Ketua Bidang Organisasi APVI Garindra Kartasasmita.
Sebagai gambaran, pada tahun lalu pengguna vape atau vapers baru sekitar 1,2 juta orang. Dengan kata lain, tahun ini setidaknya ada pengguna vape baru sekitar 1,3 juta orang. Menurut Garindra, sekitar 80 persen dari pengguna baru tersebut merupakan pengguna pod system yang menggunakan likuid nikotin garam.
Garindra mengatakan komposisi produksi likuid vape saat ini bergeser dari 80:20 untuk cairan nikotin rendah menjadi 50:50. Menurutnya, komposisi produksi pada tahun depan akan didominasi oleh produksi likuid vape yang menggunakan nikotin garam.
Walaupun produksi likuid vape bertambah, Garindra mengatakan nilai cukai yang disetor ke pemerintah justru mengalami penurunan. Pasalnya, penjualan likuid dengan nikotin garam berukuran lebih kecil yakni 15ml dan 30 ml, sedangkan cairan dengan nikotin rendah pada ukuran 60ml dan 100ml.
Perbedaan ukuran botol tersebut membuat cukai yang disetor berbeda walaupun harga jual antara likuid dengan nikotin garam dan nikotin rendah sama. Contohnya, satu botol likuid nikotin garam 15ml dan likuid nikotin rendah 60ml sama-sama dijual di rentang Rp70.000—Rp90.000. Namun, cukai yang dikenakan pada likuid dengan nikotin garam lebih rendah hingga 50 persen, walaupun presentasi cukai yang dikenakan masih 54 persen.
Hal senada diucapkan PT NCIG Indonesia Mandiri, yang menyatakan peningkatan pengguna produk mereka mencapai lebih dari dua kali lipat disebabkan oleh maraknya pemain vape sistem tertutup yang masuk ke dalam negeri. Alhasil, edukasi kepada konsumen pun lebih masih dan konsumen memiliki banyak pilihan.
“Permintaan dari NCIG sendiri responnya positif. Kami lagi persiapan launching varian yang kedua. Secara produksi kami belum ada target kepada penambahan produksi karena kami fokus kepada varian kedua,” kata Presiden Direktur PT NCIG Indonesia Roy Lefrans Wungow.
(Via Bisnis.com)
Comments