WHO: 225 Ribu Orang Indonesia Meninggal Setiap Tahunnya Akibat Rokok

By Vapemagz | Lifestyle | Senin, 1 Juni 2020

Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO) kembali meluncurkan kampanye anti rokok bertepatan dengan Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang jatuh pada Minggu (31/5/2020). WHO menyatakan setiap tahun sekitar 225.700 orang di Indonesia meninggal akibat merokok atau penyakit lain yang berkaitan dengan tembakau.

“Kampanye global tahun 2020 ini bertujuan untuk membantah mitos-mitos dan memberdayakan generasi muda dengan pengetahuan yang diperlukan untuk melawan taktik-taktik industri yang dirancang untuk menarik remaja agar merokok,” tulis WHO.

Bertentangan dengan tren global berkurangnya penggunaan tembakau, survei nasional yang diadakan pada tahun 2013 dan 2018 menunjukkan bahwa penggunaan tembakau di Indonesia masih tergolong tinggi di kalangan dewasa dan remaja.

Prevalensi pada orang dewasa masih belum menunjukkan penurunan selama periode 5 tahun ini, sementara prevalensi merokok pada remaja usia 10-19 tahun meningkat dari 7,2 persen di tahun 2013 menjadi 9,1 persen pada 2018, peningkatan sebesar kira-kira 20 persen.

Data terbaru dari Global Youth Tobacco Survey (GYTS) tahun 2019 yang dirilis pada hari ini menunjukkan bahwa 40,6 persen pelajar di Indonesia (usia 13-15 tahun), 2 dari 3 anak laki-laki, dan hampir 1 dari 5 anak perempuan sudah pernah menggunakan produk tembakau: 19,2 persen pelajar saat ini merokok dan di antara jumlah tersebut, 60,6 persen bahkan tidak dicegah ketika membeli rokok karena usia mereka, dan dua pertiga dari mereka dapat membeli rokok secara eceran.

SP/Joanito De Saojoao
Anak-anak dianggap sebagai sasaran empuk iklan rokok di internet.

Data GYTS juga menunjukkan hampir 7 dari 10 pelajar melihat iklan atau promosi rokok di televisi atau tempat penjualan dalam 30 hari terakhir, dan sepertiga pelajar merasa pernah melihat iklan di internet atau media sosial.

WHO juga mengungkapkan sejumlah taktik licik produsen rokok dan membantah mitos-mitos di sekitarnya. Taktik-taktik industri rokok dan industri terkait untuk menjerat generasi yang lebih muda. Salah satunya adalah dengan memberikan perasa pada tembakau kunyah, shisha, dan rokok elektronik yang menarik anak-anak.

Selanjutnya promosi produk rokok dan sampel produk gratis di berbagai acara populer anak muda. Terakhir, dengan iklan dan penempatan produk di film dan acara TV, serta postingan berbayar yang diunggah oleh influencer di media sosial.

WHO juga menjelaskan, bahwa paparan terhadap tembakau di usia dini ini dapat menciptakan perokok seumur hidup, juga dapat berkontribusi terhadap stunting dan menghambat pertumbuhan anak-anak. Selain itu, juga dapat meningkatkan risiko terjangkit penyakit tidak menular (PTM) kronis seperti penyakit jantung, penyakit saluran pernapasan kronis, diabetes, dan kanker saat mereka beranjak dewasa.

(Via Liputan6.com)

Comments

Comments are closed.