Jumlah Vapers Paruh Baya di Inggris Meningkat Pesat

By Vapemagz | Lifestyle | Jumat, 8 Februari 2019

Sejatinya, penggunaan rokok elektrik atau vaping memang ditujukan kepada para perokok dewasa untuk beralih ke produk alternatif yang lebih aman. Hal ini nampaknya sukses untuk diterapkan di Inggris. Menurut survei dari Mintel seperti dilansir dari Daily Mail, warga Inggris paruh baya yang beralih ke vaping menunjukkan laju peningkatan tercepat di antara kelompok umur lainnya.

Pertumbuhan vaping tertinggi masih pada golongan masyarakat berusia 18 hingga 24 tahun, yakni dari 24 persen pada 2016 menjadi 28 persen saat ini. Meski demikian, peningkatan tercepat terjadi pada masyarakat kelompok usia 45 hingga 54 tahun, naik dari 13 persen di tahun 2016 menjadi 20 persen di tahun 2018. Mintel mensurvei 2.219 responden pada bulan Oktober.

“Selama beberapa tahun terakhir proporsi vapers telah meningkat dengan kenaikan tercepat pada kelompok usia 45-54-an, meskipun ada kekhawatiran publik tentang meningkatnya tren vaping di antara kaum muda,” ujar wakil direktur Mintel untuk kecantikan dan perawatan pribadi, Roshida Khanom.

Survei menunjukkan saat ini sebanyak 19 persen dari para perokok Inggris telah beralih ke vape. Artinya, sebanyak satu dari lima perokok Inggris kini telah beralih ke vape, naik dari 17 persen pada 2016. Survei juga menunjukkan bahwa pria (26 persen) dua kali lebih mungkin untuk melakukan vaping ketimbang wanita (13 persen).

“Peningkatan vaping di kalangan orang Inggris paruh baya ini mungkin mencerminkan tren mereka bergabung dengan apa yang mereka anggap sebagai tren modis. Penelitian kami sebelumnya menunjukkan bahwa kelompok usia 45-54 tahun adalah yang paling mungkin setuju bahwa vaping dianggap sebagai tren modis,” kata Roshida menambahkan.

Peter Byrne/PA
Riset menunjukkan warga paruh baya Inggris lebih memilih vaping karena alasan modis.

Penjualan e-rokok secara keseluruhan sekarang ditaksir senilai GBP 283 juta, naik 12 persen dari GBP 252 juta pada tahun 2017. Studi ini juga menemukan bahwa 62 persen orang Inggris ingin industri vaping diatur, sementara lebih dari setengahnya (55 persen) percaya bahwa vaping membuat kecanduan dan 42 persen berpikir bahwa vaping pintu gerbang untuk merokok.

“Sangat menarik bahwa begitu banyak orang ingin industri vaping ini diatur, meskipun faktanya saat ini industri vaping sudah menjadi pasar yang diatur. Ini didorong oleh persepsi yang tinggi bahwa terlalu banyak anak muda yang vaping dan bahwa vaping adalah pintu gerbang untuk merokok,” ujar Roshida menambahkan.

Beberapa vapers melakukan vaping yang mengandung nikotin, dan hal ini bisa menyebabkan kecanduan. Meski demikian, National Health Service (NHS) menggambarkannya produk vape sebagai produk yang relatif tidak berbahaya. Sementara itu, Public Health of England (PHE) menilai rokok elektrik 95 persen lebih aman ketimbang rokok tradisional yang mengandung berbagai bahan kimia berbahaya dalam asapnya.

Survei Mintel juga menemukan bahwa 21 persen perokok tengah mengurangi kebiasaan merokok pada 2018, naik dibandingkan 14 persen pada 2016. Sementara itu, 23 persen mantan perokok telah berhasil menghentikan kebiasaan itu dalam 12 bulan terakhir, dibandingkan dengan 20 persen pada 2016.

(Via Daily Mail)

Comments

Comments are closed.