Wanita Hamil Kerap Salah Kaprah Terkait Keamanan Vaping

By Vapemagz | Lifestyle | Selasa, 12 Maret 2019

Para pakar kesehatan menyarankan agar produk nikotin selama masa kehamilan oleh para wanita hamil. Hasil penelitian yang dipaparkan dalam Laporan Mingguan Morbiditas dan Mortalitas dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menemukan bahwa beberapa wanita menggunakan rokok elektrik sebelum, selama atau setelah kehamilan lantaran mengira vaping lebih aman daripada merokok.

Dalam sebuah survei terhadap lebih dari 3.000 ibu baru di Oklahoma dan Texas, 7 persen dari mereka mengatakan telah menggunakan produk vape sekitar waktu kehamilan mereka; 1,4 persen menggunakannya selama masa kehamilan. Hampir setengah dari pengguna mengatakan mereka berpikir rokok elektrik akan membantu mereka berhenti merokok atau akan lebih aman daripada rokok konvensional.

“Sangat penting bagi wanita untuk mengetahui bahwa rokok elektrik tidak aman untuk digunakan selama kehamilan dan bahwa nikotin berbahaya bagi perkembangan janin dan hasil bayi,” kata pemimpin studi Martha Kapaya dari Divisi Kesehatan Reproduksi CDC di Atlanta, Georgia.

“Di antara mereka yang menggunakan rokok elektrik dalam penelitian ini, sebagian besar menggunakannya dalam upaya untuk berhenti merokok. Hal ini menunjukkan kemungkinan kurangnya kesadaran atau akses ke fakta-fakta ilmiah bahwa produk ini berbahaya untuk digunakan oleh wanita hamil,” kata Kapaya.

cdc.gov
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention atau CDC) memperingatkan tentang bahayanya penggunaan produk vapor oleh wanita hamil.

Para peneliti menganalisis data risiko kehamilan tingkat negara bagian Oklahoma dan Texas dari tahun 2015. Mereka meneliti para peserta survei tentang penggunaan produk rokok elektronik sebelum, selama dan setelah masa kehamilan. Dari 3.277 wanita yang dijadikan responden, 83 persen menyatakan tidak pernah menggunakan perangkat vapor.

Di antara mereka yang menggunakan vape selama tiga bulan terakhir masa kehamilan, 38 persen menggunakan produk dengan nikotin, 35 persen menggunakan produk tanpa nikotin dan 26 persen tidak yakin apakah produk yang digunakannya memiliki kandungan nikotin atau tidak.

Di antara wanita dalam studi yang menggunakan produk-produk vapor jelang atau selama masa kehamilan, 45 persen percaya bahwa produk itu akan membantu mereka berhenti atau mengurangi merokok. Mereka percaya vaping akan menjadi pengganti rokok dengan proporsi yang kurang berbahaya dibandingkan dengan rokok konvensional.

Pakar kesehatan dari Boston University, Nick Wagner mengingatkan kembali bahaya nikotin bagi perkembangan sang bayi. “Nikotin bisa berdampak pada perkembangan janin dan menjadi penghalang plasenta. Beberapa studi menunjukkan bahwa dampak lebih besar akan dirasakan sang bayi daripada ibu,” kata Wagner.

“Paparan nikotin di awal pengembangan dapat menyebabkan kerusakan pada tingkat seluler. Selama trimester ketiga, paparan ini bisa berdampak dengan berat badan bayi lahir rendah. Hal ini bisa dikaitkan dengan asma, masalah sosial dan emosional dan gangguan defisit perhatian,” tambah Wagner.

(Via Reuters)

Comments

Comments are closed.