Wakil Presiden PMI Akui Rokok Konvensional Sebagai Sumber Penyakit

By Vapemagz | Lifestyle | Selasa, 1 September 2020

Pernyataan cukup mengejutkan dilontarkan oleh Wakil Presiden Philip Morris International (PMI) untuk Komunikasi Internasional, Tommaso Di Giovanni. Dirinya mengakui produk rokok konvensional yang sebetulnya selama ini menjadi andalan perusahaan adalah sumber penyakit.

“Sama jelasnya bagi kita semua bahwa dampak positif terbesar kita, kontribusi terbesar bagi masyarakat adalah mengatasi masalah inti kesehatan. Bahwa produk tradisional kita, rokok telah menyebabkan penyakit,” kata Di Giovanni dalam webinar yang diselenggarakan oleh South China Morning Post (SCMP), 24 Agustus 2020.

Di Giovanni termasuk di antara empat eksekutif perusahaan yang berbicara selama konferensi online yang dimoderatori oleh Clark Hill dan Winnie Chung dari SCMP. Pembicara lainnya adalah Natalie Chan (Managing Director PIE Strategy Limited), Donald Low (direktur HKUST Institute for Emerging Market Studies) dan Michael McComb (Wakil Presiden untuk Komunikasi dan Keberlanjutan SAP Greater China).

Di Giovanni mengatakan PMI sekarang sedang bergerak menuju serangkaian produk baru yang merupakan alternatif yang lebih baik untuk rokok. Jika dulu PMI identik dengan produk rokok seperti Marlboro, maka ke depannya mereka akan mengandalkan produk tanpa asap seperti IQOS (heat not burn atau HNB).

“Kami tahu bahwa pembakaran menghasilkan sebagian besar senyawa beracun yang ditemukan dalam rokok. Dua puluh tahun lalu, kami tidak memiliki teknologi, sains dan inovasi yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah itu. Hari ini kita bisa,” katanya.

CNBC
IQOS

“Sains adalah inti dari keberlanjutan. Kami sedang bergerak menuju dunia di mana kami berharap rokok diganti dengan produk yang didasarkan pada sains. Tetapi kita tidak bisa sampai di sana sendirian. Orang lain juga perlu memainkan peran mereka. Kami pasti bergerak ke arah itu. Jadi itulah keberlanjutan kami,” kata Di Giovanni.

Dirinya mengatakan PMI terus berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan untuk mengembangkan produk yang lebih inovatif. Sejak 2008, perusahaan telah menginvestasikan lebih dari USD7,2 miliar ke dalam sains dan penelitian pengembangan produk bebas asap, dengan mempekerjakan lebih dari 400 ilmuwan, insinyur dan teknisi kelas dunia.

“Kami sedang beralih dari produk yang relatif sederhana, rokok yang telah dijual dalam bentuk hampir sama selama 150 tahun menjadi produk inovatif berdasarkan teknologi dan berakar pada sains. Saat ini 11 juta perokok sudah menggunakan produk IQOS kami yang sudah tersedia di 57 negara,” ungkapnya.

Baru-baru ini Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah mengizinkan pemasaran IQOS sebagai produk tembakau berisiko yang dimodifikasi (MRTP). IQOS boleh dipasarkan sebagai alternatif pengganti rokok konvensional yang lebih aman ketimbang rokok.

“Perokok dewasa harus memiliki informasi tentang alternatif baru selain rokok. Sekitar 600.000 perokok di Hong Kong misalnya, berhak mendapatkan akses informasi untuk alternatif yang lebih baik,” ujarnya.

(Via Manilastandard)

Comments

Comments are closed.