Vapour Products Association of South Africa (VPASA) menegaskan bahwa vaping berbeda dengan merokok. Untuk itu VPASA meminta pemerintah memisahkan industri vape dengan industri tembakau pada umumnya atau rokok.
“Vaping tidak sama dengan merokok. Keduanya adalah dua hal yang berbeda. Vaping dan rokok mengandung nikotin, tetapi nikotin bukan zat yang membunuh orang karena merokok. Mereka mati karena tar,” kata Ketua Eksekutif VPASA, Asanda Gcoyi.
Saat ini, Afrika Selatan (Afsel) sedang menerapkan penguncian wilayah (lockdown) guna memutus mata rantai penyebaran virus korona (COVID-19). Hal ini memaksa industri produk tembakau di Afsel turut terimbas. VPASA ingin agar industri vape dipisahkan dari sektor tembakau dan diizinkan beroperasi secara online selama masa lockdown.
“Sektor ini sebagian besar terdiri dari usaha kecil. Sebagian besar pemilik bisnis adalah mantan perokok yang menemukan alternatif yang aman dan kemudian membuka toko,” ucap Gyoci menjelaskan.
“Kami memiliki sekitar 5.000 pekerjaan langsung yang berisiko dan kami memiliki sekitar 400-500 usaha kecil di seluruh Afrika Selatan. Banyak yang berada di ambang kebangkrutan karena mereka tidak dapat berjualan,” katanya.
VPASA juga khawatir bahwa vapers akan kembali merokok lantaran mereka kesulitan memperoleh produk vaping. Kekhawatiran lainnya adalah maraknya produk dari pasar gelap.
“Orang-orang bisa membeli produk vapor dari toko-toko yang tidak kami ketahui. Kami mendengar banyaknya toko-toko ilegal yang memiliki produk oplosan yang sangat berbahaya,” ujar Gyoci.
VPASA menambahkan bahwa asosiasi memahami bahwa ada studi tentang hubungan antara merokok dan Covid-19. Namun menurutnya tidak ada data yang mengatikan langsung antara bahaya virus korona dengan vaping.
(Via Independent)
Comments