Usulan Larangan Vaping FDA Akan Berdampak Negatif Pada Tentara Militer AS

By Bayu Nugroho | Lifestyle | Kamis, 4 April 2019

Militer Amerika Serikat memiliki sejarah panjang merokok dan penggunaan tembakau, dan statistik menunjukkan peningkatan stabil dalam vaping sebagai alternatif yang lebih sehat dalam beberapa tahun terakhir. Ketika perdebatan terus meningkat mengenai larangan yang baru diusulkan oleh Food and Drug Administration (FDA), beberapa pakar militer mulai mempertanyakan kemungkinan dampak negatif yang mungkin ditimbulkan pada tentara Amerika.

Penelitian baru muncul yang menunjukkan kemungkinan reaksi buruk yang mungkin bahkan menghambat upaya keamanan nasional negara kita. Sepanjang Perang Dunia I, tentara sering menerima jatah militer yang berisi rokok tembakau.

The Daily Signal
Bahkan pada tahun 1910-an, para ahli kesehatan masyarakat menganggap merokok sebagai kerugian bagi kesehatan fisik dan moral. Namun, menurut sebuah artikel di New York Times pada waktu itu, petinggi menyetujui inklusi rokok dalam paket ransum sebagai cara untuk “meringankan beban ketika perang.”

Praktik ini berlanjut selama beberapa dekade dengan sedikit modifikasi hingga tahun 1990-an ketika pasukan Amerika yang dikirim ke Arab Saudi menerima paket berisi makanan kesukaan dan rokok tembakau populer dengan kualitas terbaik. Phillip Morris dari Big Tobacco bahkan menyediakan 10.000 karton Marlboro untuk upaya itu tanpa biaya.

Penelitian baru-baru ini yang dilakukan oleh American Journal of Preventive Medicine menunjukkan bahwa personel militer AS saat ini dikerahkan ke Afghanistan dan Iran dilaporkan merokok dua kali lebih cepat dari penduduk sipil Amerika. Sekitar 20 persen juga dilaporkan baru memulai atau mencoba kembali kecanduan merokok setelah berada disana.

Tekanan stres karena berada sangat jauh dari wilayah militer yang sangat fluktuatif adalah salah satu faktor yang mungkin terjadi, tetapi negara-negara timur tengah juga cenderung menunjukkan tingkat merokok nasional yang jauh lebih tinggi.

(Via American Journal of Preventive Medicine)

Comments

Comments are closed.