Dua sosiolog asal Universitas Leicester, Dr. Charlotte Smith dan Profesor Jason Hughes, telah didanai oleh The Tobacco Advisory Group di Cancer Research UK, untuk menganalisis bagaimana organisasi mengelola vaping di tempat kerja dan bagaimana karyawan terlibat dalam praktik di tempat kerja.
“Meskipun sudah ada selama lebih dari satu dekade, vaping tetap bermasalah dengan hukum, etika dan praktik di Inggris. Dan permasalahan ini masih dalam perdebatan sengit sehingga memunculkan kesalahan informasi positif mengenai kesehatan yang didapatkan dari vaping,” kata Dr. Smith.
Pemerintah Inggris yang dikenal dengan dukungannya untuk vaping dalam rangka penghentian rokok, dan bahkan telah merilis sebuah laporan yang meminta pengusaha untuk memberikan lingkungan yang mendukung bagi perokok yang ingin berhenti dari kebiasaan mereka melalui vaping. Namun, data terus menunjukkan bahwa banyak pengusaha masih belum menerapkan kebijakan yang mendukung vaping di tempat kerja.
“Bagian awal dari penelitian kami menunjukkan variasi yang signifikan dalam kebijakan di berbagai industri yang berbeda dan banyak kebingungan yang sering di alami tentang penggunaannya. Namun, pertanyaan utama kami tetap sama: Di mana karyawan dapat melakukan vaping? Kapan mereka bisa melakukan vaping? Apakah ada reaksi dari rekan kerja? Siapa yang memutuskan di mana vaping diizinkan di tempat kerja?” Kata Dr. Smith.
“Saat ini kami sangat ingin mendengar tentang pengalaman dan pemikiran orang-orang tentang ini, termasuk vapers, non-vapers, perokok dan non-perokok sebagai sarana untuk dapat menginformasikan kebijakan masa depan. Kami memiliki survei terbuka selama 10 menit yang dapat diakses di sini. Semua informasi akan tetap anonim dan rahasia. Ini akan dibuka hingga 31 Desember 2018.” tambah Dr. Smith.
(Via
Comments