Penelitian yang berjudul “The American Lung Association Lung Health Cohort,” didukung oleh dana USD 24,8 juta yang diberikan oleh National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI), bagian dari NIH. Ini akan menjadi studi AS yang didanai pemerintah federal untuk melihat efek jangka panjang dari vaping dan Universitas Alabama akan melakukan penelitian ini.
Para peneliti akan mulai dengan mengukur pengukuran kesehatan paru-paru awal dari 4.000 orang sehat berusia antara 25 dan 35 tahun, untuk mengidentifikasi gambaran ideal kesehatan pernapasan. Para peserta akan memiliki faktor gaya hidup dan perilaku tembakau yang berbeda dan akan diikuti oleh para peneliti selama enam tahun untuk mengidentifikasi bagaimana kebiasaan lingkungan, gaya hidup dan aktivitas fisik mereka, mempengaruhi kesehatan pernapasan mereka.

Squaredpixels / iStockphoto
Faktor-faktor yang diukur pada peserta adalah paparan mereka terhadap merokok, minum, nutrisi, monitor aktivitas fisik dan mereka akan diminta untuk melaporkan sendiri gejala-gejala seperti kelelahan atau gangguan tidur.
Selain itu, para peneliti akan bertanya kepada peserta studi di mana mereka hidup pada masa-masa dalam hidup mereka misalnya, ketika mereka lahir, mulai taman kanak-kanak, sekolah menengah, dll. Lalu peneliti menggunakan pemodelan satelit yang mengukur partikel udara untuk menentukan perbedaan polusi di umur mereka.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi siapa yang lebih berisiko terkena penyakit paru-paru kronis seperti penyakit paru obstruktif kronik, emfisema, dan fibrosis paru. “Dampak jangka panjang dari vaping tidak diketahui, dan mungkin kebiasaan ini sama berbahayanya dengan merokok. Sangat penting bagi kita untuk memahami dampak kesehatan mereka, karena jutaan anak muda sekarang menggunakan produk ini,” kata Mark Dransfield, M.D., Ketua Pulmonary Disease.
(Via UAB News)
Comments