Komunitas vapers atau pengguna rokok elektrik se-Jawa Timur menolak revisi Peraturan Perintah (PP) 109/2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembagau bagi Kesehatan. Pasalnya, revisi PP itu akan melarang penggunaan vape, alternatif pilihan bagi perokok agar lebih aman bagi sekitar terutama perokok pasif.
Penolakan itu dilakukan 30 komunitas vape dengan menggalang tanda tangan di sebuah resto di Surabaya, Sabtu (30/11). Komunitas itu berada di bawah Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI). Juru Bicara APVI, Raymond Alexander Widjaya mengatakan, revisi PP 109/2012 itu sangat merugikan pengguna vape.
“Kalau dilarangpun kami tetap pakai vape. Karena bagi kami ini alternatif. Dilarangnya penggunaan vape ini akan merugikan pemerintah sendiri. Karena akan beredar vape-vape ilegal yang diproduksi dan dijual diam-diam tanpa cukai. 2019 ini pemasukan dari cukai vape ini Rp 500 miliar lebih. Justru kalau ada regulasinya, diatur dengan baik maka bisa jauh lebih besar dari itu,” kata Raymond.
Dikatakan Raymond, sampai saat ini produsen vape yang ada di Indonesia ini sudah berbadan hukum. Tidak ada satu pun yang ilegal. Semua taat membayar pajak. “Ada sekitar 200 produsen yang juga importir vape. Tapi di Indonesia ini pengguna vape lebih suka produk lokal karena sesuai dengan cita rasa lokal ,” katanya.
Ditegaskan Raymond, para komunitas vape ini tidak begitu saja menolak PP 109/2012 tanpa disertai alasan dan data yang jelas. Raymond menyebutkan, pihaknya menjamin vape lebih aman bagi sekitar. Hal itu dibuktikan dengan aksi tes ronsen 200 pengguna vape di Surabaya minggu lalu. Aksi ini bekerja sama dengan salah satu laboratorium klinik terkenal di Surabaya.
“Hasilnya semua bersih tidak ada yang terkena penyakit-penyakit kronis terutama paru-paru, jantung dan kanker. Buatlah aturan yang jelas dan bisa menguntungkan semua pihak,” tandasnya.
Dalam aksi #sayapilihvape ini juga dilakukan lelang Mod Hotcig R233 Garuda Engraved Edition. Mod ini hanya diproduksi 20 unit yang langsung diimpor dari China. Uniknya Mod dari aluminium ini bergambar burung garuda dan bertuliskan Indonesia.
Secara khusus Mod ini didesain seorang dosen seni dari Yoggyakarta, Ipung Kurniawan. “Dari 20 mod ini kami target bisa mendapatkan dana Rp 50 juta. Dan kami akan serahkan dana itu ke Yayasan Kanker Anak Indonesia,” kata Raymond.
Comments