Studi Terbaru Ungkap Larangan Pod Rasa Seperti JUUL Justru Bisa Berbahaya

By Vapemagz | Lifestyle | Sabtu, 29 Agustus 2020

Setahun lebih telah berlalu sejak banyak kaum muda mulai dirawat di rumah sakit AS setelah terkena penyakit paru-paru yang serius dan misterius, atau yang disebut EVALI (E-cigarette or Vaping Product Use Associated Lung Injury). Itu berarti hampir setahun sejak regulator AS dan pejabat kesehatan masyarakat mulai melarang pod vaporizer nikotin beraroma (flavored) seperti milik JUUL, sebagai respon pencegahan atas kasus tersebut.

CDC telah mengungkap bahwa penyebab dari EVALI ialah penggunaan minyak ganja ilegal yang mengandung vitamin E asetat dalam liquid vape ilegal. Akan tetapi, regulator tetap bersikukuh dengan menerbitkan aturan yang melarang pod rasa, dengan alasan produk tersebut menarik perhatian para remaja dan kaum muda.

Dalam laporan peer-review yang diterbitkan 25 Agustus lalu di jurnal Addiction, Abigail Friedman seorang peneliti dan profesor di Yale School of Public Health mencari hubungan antara penggunaan rokok elektrik atau ganja dan tingkat EVALI.

Dengan hipotesa awal jika produk yang dijual bebas seperti JUUL pods atau kartrid vaporizer yang dijual di tempat resmi dikaitkan dengan EVALI, maka akan ada tingkat EVALI yang lebih tinggi di area tempat penggunaan produk ini lebih populer digunakan.

Fakta yang ditemukan justru sebaliknya. Negara-negara bagian dengan tingkat penggunaan vaporizer yang lebih tinggi melaporkan tingkat cedera paru-paru (EVALI) yang lebih rendah. Dengan demikian bukan e-juice, JUUL pods atau kartrid vaporizer yang menyebabkan EVALI, tetapi zat aditif dalam e-liquid ilegal yang menyebabkan hal itu.

Getty Images
Bukan vaping yang menyebabkan EVALI.

Artinya dengan melarang produk populer seperti JUUL pods, regulator justru mendorong permintaan yang ada untuk produk tersebut ke pasar gelap. Produk-produk dari pasar gelap inilah yang merupakan sumber penyebab EVALI.

“Melarang penjualan legal dari produk (vape) mendorong mereka yang menggunakannya ke sumber-sumber ilegal,” kata Friedman. Dirinya menambahkan bahwa melarang produk legal justru akan meningkatkan penyebaran risiko wabah EVALI di masa depan.

Badan Pengawas Obat-Obatan dan Makanan AS (FDA) telah diminta untuk mulai mengatur rokok elektrik selama bertahun-tahun. Tetapi tindakan regulator federal tersebut telah berulang kali tertunda. Jika mereka bijak, mereka seharusnya menerapkan aturan untuk “perangkat rokok elektrik lebih cerdas”, seperti vaporizer yang tidak berfungsi dengan kartrid bajakan.

“Itu akan lebih aman bagi konsumen dan bagus untuk perusahaan,” kata Friedman. Atau regulator dan pembuat undang-undang juga dapat melegalkan kembali JUUL pods “resmi” yang lebih aman. Semua langkah itu akan menjadi langkah kebijakan cerdas yang berbasis sains.

(Chris Roberts/Vices via Forbes.com)

Comments

Comments are closed.