Setengah dari Pengguna Vape di Inggris Telah Sepenuhnya Berhenti Merokok

By Vapemagz | Lifestyle | Rabu, 25 September 2019

Jumlah orang yang menggunakan personal vaporizer atau vape di Inggris telah mencapai 3,6 juta. Menurut Action on Smoking (ASH) angka ini merupakan sekitar setengah dari jumlah perokok di Inggris. Data menunjukkan sebagian besar vapers adalah mantan perokok, dengan alasan utama menggunakan rokok elektrik adalah untuk berhenti merokok.

Rokok elektrik menghadirkan alternatif bagi pengguna untuk menghirup nikotin dalam uap, tanpa melalui pembakaran yang menghasilkan asap seperti pada rokok konvensional. ASH telah memantau tren penggunaan rokok elektrik sejak 2012. Jumlah vapers di Inggris telah meningkat pesat dari 700.000 pada tahun 2012 menjadi 3,6 juta pada 2019.

Dari keseluruhan jumlah pengguna rokok elektrik, 54 persen pengguna merupakan perokok yang telah berhenti merokok sepenuhnya. Sementara 40 persen pengguna merupakan dual user, yang masih mengisap produk tembakau konvensional. Adapun sisanya (6 persen) adalah pengguna yang memang sebelumnya belum pernah merokok.

Terkait dengan kasus kematian dan penyakit paru-paru terkait penggunaan vape di Amerika Serikat, Deborah Arnott, kepala eksekutif ASH, mengatakan kasus ini sejatinya tidak membuat perokok takut untuk beralih ke vaping. Jangan sampai pula perokok yang telah beralih ke vaping kembali merokok.

ASH/BBC
Tren penggunaan rokok elektrik di Inggris menunjukkan semakin banyak pengguna yang telah berhenti merokok.

“Namun demikian, sangat penting untuk hanya menggunakan vape legal yang dibeli dari pemasok terkemuka di Inggris dan tidak mencari produk ilegal yang tidak diatur seperti melalui internet,” ujarnya.

Pusat Pengendalian Penyakit AS (US Centers for Disease Control) tengah menyelidiki penyebab kematian dan penyakit paru-paru terkait dengan vaping yang terjadi akhir-akhir ini. Hampir sebagian besar dilaporkan disebabkan oleh cannabis vaping, di mana vape mengandung THC (komponen psikoaktif dalam ganja).

Kasus serupa pernah terjadi di Inggris tahun lalu. Seperti dilaporkan dalam British Medical Journal, di mana seorang wanita mengidap pneumonia lipoid dan satu-satunya penjelasan yang bisa diberikan dokter adalah cannabis vaping.

Sementara vaping tidak sepenuhnnya bebas risiko, Public Health England (PHE) meyakini rokok elektrik 95 persen lebih aman dari rokok. Adapun produk tembakau konvensional seperti rokok dan cerutu membunuh hampir 100.000 orang per tahun di Inggris.

“Sangat penting bahwa semua vapers berhenti merokok sepenuhnya, karena kalau tidak mereka masih mengekspos diri mereka pada risiko penyakit serius yang disebabkan oleh merokok,” kata Prof Ann McNeill dari PHE.

(Via BBC)

Comments

Comments are closed.