Selain Kurang Efektif, Metode Cold Turkey Memiliki Efek Samping Untuk Otak

By Vapemagz | Lifestyle | Rabu, 20 Februari 2019

Para perokok tentu paham benar, bahwa berhenti merokok bukanlah perkara mudah untuk dilakukan. Banyak perokok khususnya yang terkategori perokok berat sudah mencoba untuk berhenti, namun merasa kesulitan dalam melakukannya. Beberapa metode untuk berhenti merokok layak untuk dicoba. Salah satu yang paling sederhana adalah metode cold turkey, yaitu berhenti merokok secara langsung atau seketika. Meski sederhana, metode ini ternyata paling sulit untuk dilakukan.

Pasalnya, para perokok yang terbiasa merokok harus tiba-tiba memutus seluruh asupan nikotin. Hal ini membuat metode yang hanya bermodalkan tekad baja ini kenyataanya tidak seperti yang diharapkan. Dikutip dari Koalisi Indonesia Bebas Tar (KABAR), berdasarkan konsensus yang dirumuskan oleh Medical Daily, tingkat keberhasilan metode cold turkey berkisar 3-5 persen saja. Dengan demikian, bisa dibilang bahwa 95 persen perokok yang mencoba berhenti dengan metode ini gagal melakukannya.

Tak hanya kurang efektif, ternyata metode cold turkey juga memiliki efek samping untuk otak. Seperti diketahui, rokok mengandung nikotin yang merupakan zat adiktif. Ketergantungan pada zat niktoin dapat merubah struktur dan memengaruhi banyak area pada otak, terutama pada bagian yang mengatur pengambilan keputusan, kontrol perilaku, dan proses belajar.

Akibatnya, perokok yang mencoba berhenti dengan metode cold turkey akan mengalami gejala putus zat, seperti keinginan yang intens untuk kembali merokok, kesulitan berkonsentrasi, dan merasa cemas. Gejala-gejala ini disebabkan karena adanya reseptor nikotin pada otak yang bekerja secara aktif dari asupan nikotin sebelumnya. Reseptor-reseptor ini akan “menagih” asupan nikotin secara terus menerus, yang jika diabaikan akan menimbulkan gejala putus zat tersebut.

nhs.uk/smokefree
National Health Service (NHS) Inggris mengungkapkan keberhasilan berhenti merokok melalui rokok elektrik lebih efektif ketimbang metode cold turkey.

KABAR sendiri menyampaikan bahwa ada cara lain yang dapat dicoba oleh perokok yang ingin berhenti. Salah satunya dengan penggunaan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar (HNB). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh National Health Service (NHS) Inggris, dua dari tiga perokok berhasil berhenti merokok dengan bantuan rokok elektrik.

Sama seperti rokok konvensional, rokok elektrik memiliki cara penggunaan yang serupa yakni dihisap. Bedanya, rokok elektrik tidak melalui proses pembakaran, sehingga produk ini tidak menghasilkan asap melainkan uap. Proses pembakaran inilah yang sebenarnya menghasilkan TAR dan karbon monoksida, yang merupakan salah satu penyebab kanker dan penyakit jantung.

Melalui pendekatan pengurangan risiko (harm reduction), produk tembakau alternatif bisa menjadi solusi bagi perokok yang ingin mengurangi risiko kesehatan dari konsumsi rokok. Kesehatan sendiri adalah hal yang paling berharga bagi tubuh kita.

(Via koalisibebastar.com)

Comments

Comments are closed.