Remaja dan Anak Muda di AS Tidak Tahu Jumlah Kandungan Nikotin dalam Produk Vaping

By Vapemagz | Lifestyle | Kamis, 19 Maret 2020

Banyak remaja dan anak muda di Amerika Serikat tidak tahu banyaknya kandungan nikotin dalam produk vaping yang mereka gunakan. Hal ini menurut studi baru yang dilakukan oleh Stanford University dan diterbitkan di Journal of Adolescent Health, 16 Maret 2020.

Para peneliti bertanya kepada 445 anak berusia 17 hingga 24 tahun di California tentang penggunaan tembakau dan nikotin mereka. Sekitar 26 persen peserta mengaku menggunakan rokok elektrik berbasis pod seperti JUUL, 24 persen merokok dengan sigaret tradisional, 23 persen telah menggunakan rokok elektrik berbasis non-pod dan sisanya telah menggunakan rokok elektrik berbasis pod lainnya.

“Kaum muda ini tidak tahu berapa banyak nikotin yang mereka konsumsi. Jika kami bertanya berapa miligram nikotin dalam pod JUUL misalnya, kami menemukan jawaban yang berbeda-beda. JUUL dan kemasan rokok elektrik berbasis pod lainnya sangat membingungkan dan menyesatkan. Kemasannya harus diatur,” kata penulis senior Bonnie Halpern-Felsher, seorang profesor pediatri di Stanford University.

Steve Heap/Shutterstock
Rokok elektrik berbasis pod seperti JUUL.

Peneliti mencontohkan kemasan pada JUUL. Ketika survei dilakukan kemasan JUUL hanya menuliskan “5 persen” pada label. Saat ini kemasan itu telah diubah menjadi “5 persen nikotin.” Para peserta survei tidak dapat menghitung apa artinya angka itu dalam hal jumlah nikotin atau membandingkannya secara akurat dengan jumlah nikotin dalam rokok yang mudah terbakar.

Pengguna rokok elektrik berbasis pod mengatakan mereka memilih produk-produk tersebut terutama karena mereka mudah disembunyikan (58 persen) dan bau yang mereka keluarkan kurang tercium dibandingkan jenis rokok elektrik lainnya (55,6 persen).

“Remaja tidak menggunakan produk berbasis pod ini karena alasan kesehatan atau rasa yang ditawarkan. Mereka memberi tahu kita karena kita perangkat ini bisa disembunyikan dan bau yang dihasilkan kurang jelas. Kemampuan untuk ‘penggunaan tersembunyi’ ini memprihatinkan,” kata Halpern-Felsher.

(Via Stanford.edu)

Comments

Comments are closed.