Proporsi Remaja Pengguna Rokok Elektrik di AS Meningkat 3 Kali Lipat Dalam 5 Tahun

By Vapemagz | Lifestyle | Jumat, 27 Desember 2019

Proporsi remaja berusia 14 tahun ke bawah pengguna rokok elektrik di Amerika Serikat telah meningkat tiga kali lipat dalam lima tahun terakhir. Hal ini terungkap dalam studi terbaru yang dipublikasikan American Journal of Public Health, 19 Desember lalu.

Pada 2014, pangsa vapers remaja berusia 14 tahun ke bawah hanya 8,8 persen. Angka ini melonjak menjadi 28,6 persen pada tahun 2018. Adapun penelitian ini menggunakan survei dengan responden sekitar 27.000 remaja.

“Vaping lima tahun lalu dimulai pada usia yang lebih tua daripada anak-anak yang vaping tahun lalu,” kata Rebecca Evans-Polce dari University of Michigan di Ann Arbor, penulis utama laporan di American Journal of Public Health, dikutip dari Reuters.

“Orang tua perlu waspada bahwa anak-anak semuda 12, 13, 14 tahun mulai vaping. Pembicaraan dengan anak-anak mereka tentang vaping perlu terjadi lebih awal dari yang mereka kira,” kata Evans-Polce menambahkan.

Evans-Polce dan rekan-rekannya fokus pada responden dari remaja usia 16 hingga 17, untuk menangkap perubahan dari waktu ke waktu dalam seberapa sering remaja telah mencoba vaping sebelum mereka mencapai remaja. Di antara remaja yang telah mencoba vaping, 63 persen tidak menggunakan rokok elektrik sebelum usia 16 tahun pada 2014. Tetapi pada akhir masa studi, hanya sekitar 43 persen dari remaja yang tidak menggunakan vape sebelum usia 16 tahun.

Shutterstock
Rokok elektrik kerap disalahgunakan oleh anak remaja.

Selama periode yang sama, tidak ada perubahan berarti pada usia di mana kaum muda mencoba rokok tradisional, cerutu, atau tembakau tanpa asap. Penelitian ini tidak dirancang untuk menentukan mengapa orang-orang muda berusaha vaping pada usia yang lebih muda.

“Ini mungkin kombinasi faktor termasuk anak-anak yang tidak menganggap vaping berisiko, rasa yang sangat menarik bagi anak-anak, dan anak-anak dipengaruhi oleh teman sebaya mereka, terutama karena perilaku menjadi lebih lazim di kalangan remaja,” kata Evans-Polce.

Anak-anak juga mungkin secara keliru percaya bahwa vaping bebas risiko, meskipun rokok elektrik telah dikaitkan dengan masalah pernapasan. Sementara itu, paparan nikotin dan bahan lainnya sebenarnya bisa berisiko untuk perkembangan otak dan meningkatkan potensi kecanduan ketika produk digunakan anak seusia itu.

Perusahaan-perusahaan tembakau besar (Big Tobacco), termasuk Altria Group Inc, Lorillard Tobacco Co dan Reynolds American Inc, semuanya mengembangkan produk rokok elektriknya. Perangkat bertenaga baterai ini menggunakan elemen pemanas yang mengubah likuid yang mengandung nikotin dan perasa menjadi uap yang dihirup pengguna.

Bahkan ketika likuid tidak mengandung nikotin, paru-paru masih terpapar bahan kimia penyedap saat uapnya dihirup. Sementara banyak perasa dianggap aman untuk dimakan, beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa menghirup uap dari bahan kimia ini dapat merusak paru-paru, pembuluh darah dan jantung.

(Via Reuters)

Comments

Comments are closed.