PKJS-UI Ungkap Risiko Pengguna Ganda Rokok dan Vape

By Vapemagz | Lifestyle | Selasa, 11 Agustus 2020

Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS-UI) melalui hasil penelitian mengungkap banyak pengguna rokok elektrik (vape) yang masih menggunakan rokok konvensional. Akibatnya para pengguna ganda (dual user) mengalami beban dan utilisasi kesehatan lebih tinggi, serta jam kerja yang lebih rendah dibanding perokok tunggal salah satu jenis rokok tersebut.

“Studi ini menunjukkan bahwa rokok elektronik yang dianggap sebagai alat untuk berhenti dari rokok konvensional, justru menjadi barang yang digunakan untuk melengkapi rokok konvensional. Sehingga muncul pengguna ganda atau dual user,” kata Ketua Peneliti, Faizal Rahmanto Moeis melalui keterangan pers.

Ia mengatakan pengguna ganda rokok konvensional dan elektrik memiliki probabilitas mengidap penyakit dan komplikasi lebih tinggi, produktivitas lebih rendah dan pengeluaran kesehatan lebih tinggi dibandingkan single user atau pengguna tunggal rokok konvensional atau rokok elektrik saja.

Masing-masing jenis rokok juga tetap memiliki risiko terhadap kesehatan baik pengguna tunggal rokok elektronik maupun konvensional. Dengan demikian, perlu ada pengendalian konsumsi terhadap kedua jenis rokok tersebut.

Menurut Susenas 2017 dan 2019 dan Riskesdas 2018, lebih dari 95 persen pengguna rokok elektronik merupakan pengguna ganda rokok tembakau sekaligus rokok elektronik. Hal itu juga diperparah oleh fakta bahwa penggunaan rokok elektronik dijadikan sebagai gaya hidup menurut Jackson et al. pada 2020.

Rokok konvensional telah dikenal menimbulkan masalah terhadap kesehatan dan produktivitas serta dampak antargenerasi, seperti stunting dan kemiskinan.

ANTARA
Sejumlah narasumber dalam pemaparan hasil penelitian PJKS UI tentang dampak rokok konvensional dan elektronik.

Studi yang dilakukan PJKS-UI menggunakan data Riskesdas 2018 dan Susenas 2019 itu menemukan beberapa hal penting pada pengguna ganda dibandingkan dengan pengguna tunggal. Para pengguna ganda memiliki probabilitas untuk mengidap penyakit asma, hipertensi, stroke, gagal ginjal, dan rematik lebih tinggi dibandingkan pengguna tunggal.

“Pengguna rokok elektronik memiliki kemungkinan mengidap sariawan 2.6 persen lebih tinggi dibanding perokok konvensional. Selain itu, pengguna rokok elektronik memiliki kemungkinan mengidap penyakit gusi 1,2 persen lebih tinggi dari pengguna rokok konvensional,” kata Faizal.

“Hasil analisis menunjukkan pengguna rokok elektronik memiliki risiko komplikasi penyakit lebih tinggi dibanding perokok konvensional. Apabila seseorang merupakan pengguna rokok elektronik, tingkat kejadian komplikasi akan 1,523 kali lebih tinggi dari pengguna rokok konvensional,” tambahnya.

Pada penduduk usia di atas 40 tahun, pengguna ganda rokok konvensional sekaligus elektronik juga memiliki probabilitas untuk mengidap penyakit diabetes, jantung dan kanker lebih tinggi dibandingkan pengguna tunggal.

Pengguna ganda juga memiliki probabilitas mengalami gigi rusak, penyakit gusi, dan sariawan lebih tinggi dibandingkan pengguna tunggal. Mereka juga memiliki asosiasi positif dengan jumlah komplikasi penyakit yang dimiliki dibandingkan pengguna tunggal.

Pengguna ganda memiliki jam kerja 0,69 jam/minggu lebih rendah dibanding pengguna tunggal. Kemudian, pengguna ganda juga memiliki pengeluaran kesehatan per kapita per bulan Rp296 lebih tinggi dibandingkan pada pengguna tunggal.

(Via ANTARA, Liputan6)

Comments

Comments are closed.