Philip Morris Prediksi Konsumsi Rokok Akan Turun 3 Persen Setiap Tahun

By Vapemagz | Lifestyle | Sabtu, 18 Juli 2020

Philip Morris International (PMI) memperkirakan penjualan rokok di seluruh dunia akan berakhir dalam beberapa tahun mendatang seiring berkurangnya jumlah perokok aktif. Selama beberapa tahun ke depan, PMI memperkirakan konsumsi rokok akan turun sebesar 3 persen setiap tahun.

Pada tahun 2019 lalu, penjualan rokok hasil produksi Philip Morris sebesar 706,7 miliar batang atau turun 4,5 persen dibanding 2018. Penurunan konsumsi rokok ini diantisipasi PMI dengan menyediakan produk alternatif rendah risiko, IQOS.

Produk heat not burn (HNB) ini telah mendapat izin pemasaran dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (US Food and Drugs Administration atau FDA) AS sebagai sebagai alternatif yang lebih aman daripada rokok. Chief Executive Officer PMI, Andre Calantzopoulos mengatakan pihaknya yakin dapat memproduksi 90 hingga 100 miliar unit rokok elektrik pada 2021.

“Pada tahun 2025, produk-produk ini akan mewakili 38 persen hingga 42 persen dari pendapatan kami. Dengan asumsi, 30 juta orang telah beralih dari rokok ke produk kami,” ujarnya.

Philip Morris menjelaskan IQOS merupakan produk alternatif untuk membakar tembakau yang biasa dilakukan perokok. Data yang mereka miliki, penjualan mencapai 59,7 miliar unit pada 2019 atau naik 44,2 persen dibanding tahun sebelumnya.

PMI
IQOS.

“Saya pikir kami telah melakukan pekerjaan yang sangat baik dan menginvestasikan banyak uang untuk mengembangkan produk-produk ini dan yang paling penting, menilai mereka,” tutur Andre.

Vice President Strategic and Scientific Communications PMI, Moira Gilchrist mengatakan untuk membuktikan klaim produk IQOS rendah resiko dibandingkan rokok konvensional, pihaknya telah menyelesaikan serangkaian uji klinis pada perokok dewasa. Uji klinis tersebut dilakukan dalam kurun waktu 5 hari di sebuah klinik kesehatan selama 3 bulan.

“Kami memperhatikan mereka dengan sangat hati-hati untuk memastikan bahwa mereka tinggal dengan kelompok mereka, ditugaskan untuk penelitian jangka panjang selama tiga bulan. Mereka pulang dan datang kembali ke klinik untuk mengukur kadar bahan kimia dalam darah dan urin mereka,” ujar Moira.

Hasilnya IQOS mengurangi penggunanya terpapar 15 bahan kimia berbahaya ke level yang mendekati perokok yang berhenti merokok. “Studi-studi tersebut menunjukkan paparan terhadap IQOS sangat sedikit, dengan tingkat paparan bahan kimia berbahaya dan berpotensi berbahaya sama dengan yang kami ukur pada mereka yang berhenti sepenuhnya selama penelitian,” tutur Moira.

(Via CNN)

Comments

Comments are closed.