Para ilmuwan di Prancis sedang bersiap menggelar eksperimen untuk menguji hipotesis bahwa nikotin, kandungan yang biasanya ditemukan pada produk tembakau bisa membuat manusia lebih kebal terhadap COVID-19. Eksperimen itu akan digelar tiga pekan lagi atau sekitar pertengahan Mei mendatang.
Pengujian itu akan melibatkan beberapa kelompok tenaga medis dan pasien COVID-19. Para sukarelawan itu akan dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama akan diberikan plester nikotin (patch) dan grup kedua diberi plester plasebo yang tidak memiliki efek apa-apa.
Dua kelompok itu kemudian akan diamati, untuk melihat perbedaan reaksi tubuh mereka terhadap virus korona. Eksperimen ini merupakan langkah lanjutan dari sebuah studi di Paris yang dipublikasikan pekan lalu, yang menunjukkan bahwa orang yang merokok lebih sukar terinfeksi coronavirus ketimbang mereka yang tidak merokok.
Para ilmuwan menduga nikotin dari rokok bisa mencegah molekul virus corona melekat di reseptor sel tubuh manusia. “Ada virus menempel di reseptor sel tubuh Anda dan nikotin memblokirnya. Hasilnya mereka pun terpisah,” kata Jean-Pierre Changeux, pakar neurosains Prancis yang menggelar studi itu.

Reuters
Diharapkan hasil uji coba ini akan mengetahui apakah nikotin bisa menghambat penyebaran coronavirus.
Bersama Zahir Amoura dari Rumah Sakit Universitas Pitie-Salpetriere, Paris para peneliti ini merilis hasil penelitian usai memeriksa hampir 483 pasien virus korona. Hasilnya hanya 5,3 persen dari mereka yang merokok, jauh lebih sedikit dari 25,4 persen populasi perokok di Prancis.
Amoura mengatakan bahwa bagian paling penting dalam eksperimen nikotin berikutnya adalah pengujian pada sekitar 1.500 tenaga medis. Changeux dan Amoura akan mengamati apakah para tenaga medis itu masih terinfeksi COVID-19 meski sudah dibekali dengan koyo nikotin.
“Hasilnya akan membantu kita mengurangi penyebaran virus,” kata Amoura. Eksperimen juga akan digelar dengan melibatkan 400 orang pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit. Studi ini diperlukan untuk meneliti efek nikotin terhadap perkembangan penyakit itu di tubuh manusia.
Para peneliti mengatakan eksperimen itu akan digelar secara hati-hati. Hal ini dilakukan agar tidak malah mendorong orang untuk merokok, produk nikotin yang saat ini bisa dikatakan paling populer. “Akan jadi bencana (jika orang malah terdorong untuk merokok),” kata Changeux.
(Via Reuters)
Comments