Perasaan Bersalah Pendiri JUUL Kepada Para Perokok Pasif

By Vapemagz | Lifestyle | Jumat, 12 Juli 2019

Tak bisa dimungkiri, merokok merupakan salah satu penyebab utama kematian yang berhubungan dengan penyakit yang dapat dicegah. Laporan World Health Organization (WHO) tahun 2018 mencatat 225.720 orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit yang berhubungan dengan konsumsi rokok, atau sekitar 14,7 persen, dari keseluruhan tingkat mortalitas.

Kebiasaan buruk ini ternyata juga pernah menggerogoti James Monsees, pendiri dan Chief Product Officer JUUL Labs. Pria yang termasuk dalam daftar 100 orang paling berpengaruh di dunia versi TIME ini mengaku dirinya ialah mantan perokok aktif yang bisa menghabiskan hingga berbatang-batang rokok dalam sehari.

James menyadari bahwa rokok mengandung lebih dari 7.000 zat kimia berbahaya yang dapat merusak tubuhnya, termasuk orang-orang lain yang menghirup asap rokok yang dibakar. Meski demikian, dirinya mengakui tidak semua orang bisa dengan mudah berhenti merokok.

“Tentu, saya merasa tidak enak. Saya tidak ingin menyakiti orang lain karena asap rokok saya. Bukan hanya karena bau rokok yang tidak sedap, namun asap rokok bisa membahayakan perokok pasif, termasuk non perokok yang ikut menghirup asapnya,” kata James usai peluncuruan JUUL di Four Seasons Hotel, Jakarta, Rabu (10/7/2019).

detikHealth/Widiya Wiyanti
Pendiri dari JUUL, James Monsees, ialah seorang mantan perokok aktif.

James merasa tidak enak saat merokok di dekat orang lain. Untuk itu dirinya bersama sang kolega, Adam Bowen mulai mengembangkan konsep produk alternatif dari rokok pada pertengahan tahun 2000-an, saat menjalani program pascasarjana di Universitas Stanford. Setelah proses penelitian dan pengembangan produk selama satu dekade, JUUL diluncurkan pertama kalinya di Amerika Serikat di tahun 2015.

Dengan mempertimbangkan kebiasaan perokok, JUUL dirancang sebagai perangkat yang sederhana dengan teknologi yang dipatenkan. Perangkat JUUL dan kartridnya (JUULpods) merupakan sistem tertutup (closed vaping system) dan menggunakan desain pengendalian suhu yang sudah dipatenkan, sehingga penggunanya mendapatkan pengalaman vaping yang konsisten.

Tanpa tombol atau saklar, JUUL merupakan perangkat yang ringkas, bebas dari abu dan bau. Desain, fungsi, dan sensasi yang dihadirkan oleh JUUL memberikan alternatif bagi para perokok. Sebagai produk Electronic Nicotine Delivery System (ENDS), JUUL tidak menghasilkan tar, salah satu zat yang dianggap paling berbahaya dari rokok konvensional.

Berawal dari sebuah usaha rintisan atau yang kini akrab disebut start up, JUUL Labs menjelma menjadi perusahaan tembakau yang mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan raksasa Big Tobacco lainnya. Baik James maupun Adam kini sukses menjadi miliarder di usia yang terbilang muda.

Menurut Forbes, kekayaan James Monsees dan Adam Bowen melonjak menjadi USD 1,1 miliar, setelah perusahaan tembakau terbesar di dunia Altria Group mengambil alih 35 persen saham JUUL Labs seharga USD 38 miliar atau setara Rp551 triliun (asumsi 1 USD = IDR 14.500). Estimasi kekayaan bersih James dan Adam ditaksir menjadi USD 1,4 miliar dengan masing-masing memiliki 1,75 persen saham di JUUL.

(Via Detik Health)

Comments

Comments are closed.