Penggunaan Vape di Kalangan Remaja Kaburkan Tujuan Positif Rokok Elektrik

By Vapemagz | Lifestyle | Selasa, 12 Februari 2019

Vaping di kalangan remaja telah dianggap sebagai epidemi. Persepsi negatif ini justru menciptakan kesalahpahaman seputar tujuan sebenarnya dari rokok elektrik, yakni membantu perokok dewasa untuk beralih ke produk alternatif yang lebih aman. Hal ini disesali oleh Profesor Community Health Sciences dari Universitas Boston, Michael Siegel, MD.

“Kami telah kehilangan persepsi positif tentang keuntungan dari produk ini untuk perokok dewasa, karena begitu banyak histeria tentang betapa berbahayanya produk ini bagi kaum muda,” kata Siegel. “Rokok elektronik membantu begitu banyak perokok dewasa untuk menyelamatkan hidup mereka. Secara harafiah, yakni dengan memberi mereka alternatif selain rokok yang mematikan,” sambungnya.

Di Amerika Serikat, banyaknya remaja yang menggunakan rokok elektrik dapat dilihat di seluruh negara bagian dan secara nasional. Menurut Departemen Kesehatan Masyarakat, pada 2017 sebanyak 20,1 persen siswa sekolah menengah di Massachusetts dilaporkan telah menggunakan rokok elektrik dalam 30 hari sebelumnya,

Sementara itu, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (US Centers for Disease Control and Prevention atau CDC), selama 2011-15 penggunaan e-rokok meningkat 900 persen di antara siswa sekolah menengah AS. Tren ini meningkat diikuti oleh peningkatan 78 persen dalam penggunaan rokok elektrik antara 2017 dan 2018.

AP Photo/Steven Senne
Maraknya penggunaan vape di kalangan remaja menciptakan kesalahpahaman seputar tujuan sebenarnya dari rokok elektrik.

Maraknya penggunaan di kalangan remaja ini seolah-olah menggiring opini negatif kepada produk-produk vapor. Padahal, menurut penelitian dari New England Journal of Medicine, rokok elektrik terbukti dua kali lebih efektif untuk membantu perokok berhenti merokok, daripada perangkat penghentian merokok yang disetujui FDA.

David Bershad, pemilik waralaba Vape Daddy’s, Inc, mengaku khawatir bahwa masalah ini telah memberikan rokok elektrik preseden yang buruk. “Saya pikir orang tidak benar-benar mengerti apa yang kami coba lakukan dengan vaping,” kata Bershad.

“Kami tidak ingin membuat siapa pun kecanduan dengan nikotin. Zat ini memang bagian adiktif dari rokok, yang menjadi salah satu masalah besar dengan rokok ketika anda mulai merokok. Anda seharusnya melawan kecanduan nikotin yang cukup serius. Sangat sulit untuk berhenti. Dengan vape, kami mencoba memberi orang alternatif yang tidak berbahaya,” ujar Bershad.

Menurutnya, rokok elektrik jika digunakan oleh perokok dewasa sejatinya memungkinkan perokok yang mencoba berhenti untuk memantau asupan nikotin mereka dan menyesuaikan dosis mereka secara bertahap. Sebagai seorang mantan perokok, Bershad mengatakan salah satu alasan mengapa vaping menjadi produk alternatif yang paling efektif adalah karena vaping meniru kegiatan seperti merokok konvensional.

Salah satu “tersangka” utama dalam kasus maraknya penggunaan produk vape di kalangan remaja adalah JUUL. Menurut analisis Wells Fargo, produk JUUL menguasai lebih dari 70 persen pangsa pasar. Selama periode 2016 hingga 2017, JUUL mengalami peningkatan penjualan 641 persen, menurut sebuah surat penelitian JAMA (The Journal of the American Medical Association).

(Via Boston Herald)

Comments

Comments are closed.