Sejak beberapa tahun belakangan, banyak perokok konvensional beralih menggunakan rokok elektrik atau vape. Cara ini dipilih untuk mengurangi kecanduan pada rokok konvensional.
Ketua Komunitas Vapers Independent Probolinggo (VIP), Eko Maulana mengatakan banyak pemuda yang awalnya perokok berat berganti menggunakan vape untuk menghilangkan kebiasaan merokok.
“Vape termasuk rokok alternatif. Asap yang ditimbulkan berasal dari proses pemanasan dari cairan yang menjadi uap. Berbeda dengan rokok yang asapnya dari proses pembakaran,” ujarnya.
Pada vape, kadar nikotin dapat disesuaikan dengan selera pengguna. Sehingga dampaknya bisa diminimalisir. Aroma yang dihasilkan dari proses pemanasan juga dapat disesuaikan kemauan pengguna.
“Semua bisa disesuaikan dengan kemauan pengguna. Jadi mereka sudah bisa menakar apa yang diinginkannya,” jelasnya. Selain itu, penggunaan rokok elektrik juga tidak membuat dada sesak.

AFP
Ilustrasi vaping.
“Saat ngevape uap hasil pemanasan dihisap tidak sampai paru-paru. Hanya di mulut. Sejak saya beralih ke vape, dada lebih enteng,” katanya.
Hal senada disampaikan anggota Pinkhouse Vape, Jati Kresna. Menurutnya penggunaan vape perlahan mampu meninggalkan ketergantungan dirinya pada rokok. Asap vape juga tidak lantas membuat orang langsung terganggu, sebab aromanya begitu nyaman.
“Saya awalnya perokok berat. Namun karena berniat berhenti merokok, perlahan beralih menggunakan vape,” ujarnya.
Meski demikian menurut Jati, vape hanya boleh digunakan orang dewasa. Agar tubuh tetap fit pengguna juga perlu menyeimbangkannya dengan berolahraga rutin.
“Dampak vape tergantung frekuensi penggunaannya. Untuk itu, pola makan dan olahraga harus seimbang,” ujarnya.
(Via Radar Bromo)
Comments