Pengguna Berusia Kurang dari 21 Tahun 10 Kali Lebih Mungkin Kecanduan Nikotin

By Vapemagz | Lifestyle | Selasa, 6 Oktober 2020

Pakar Kesehatan asal Kanada, Dr Chris Carlsten menyebut faktor usia turut mempengaruhi apakah seseorang bisa kencanduan produk nikotin seperti rokok atau vape. Menurutnya, mereka yang menggunakan produk sejak berusia di bawah 21 tahun kira-kira 10 kali lebih mungkin mengembangkan ketergantungan pada nikotin, ketimbang mereka yang mulai menggunakannya pada usia yang lebih tua.

“Eksperimen dengan produk ini (oleh para remaja) terlalu berisiko. Kandungan nikotin dalam produk baru (rokok elektrik) seperti JUUL adalah 15 hingga 20 kali lipat jumlah nikotin yang dimiliki rokok tradisional. Ini alat pengiriman yang sangat efektif,” kata Carlsten.

Direktur dari University of British Columbia (UBC) Occupational Lung Disease Clinic dan profesor obat pernapasan itu mengakui vaping memang kurang berbahaya dibandingkan dengan rokok konvensional. Hanya saja, dirinya meminta para pengguna tidak terburu-buru mengambil kesimpulan, lantaran masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk efek jangka panjangnya.

Menurut Carlsten, penggunaan vape untuk perokok yang ingin berhenti merokok memang bisa menjadi alternatif yang efektif. Pasalnya, vape bisa mengantarkan nikotin lebih efektif ketimbang rokok konvensional. Hanya saja, jika produk ini digunakan oleh anak di bawah umur, vape justru bisa memberikan kecanduan terhadap nikotin yang lebih besar ketimbang rokok.

Steven Senne/Associated Press
Ilustrasi pengguna vape di bawah umur (underage).

Selain itu, dirinya berharap pesan pengurangan bahaya yang kerap diklaim oleh produk-poduk vape jangan didengungkan terlalu berlebihan. Dirinya merasa prihatin atas kurangnya data dan penelitian tentang efek jangka panjang dari vaping.

“Ada bukti yang muncul bahwa harapan untuk pengurangan dampak buruk belum terwujud sejauh yang kita inginkan. Mengklaim produk ini jauh lebih baik ketimbang rokok konvensional adalah eksperimen yang terlalu berisiko,” katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Dr Sharon Levy, direktur Program Adolescent Substance Use and Addiction di Rumah Sakit Boston Children’s menjelaskan mengapa remaja berisiko tinggi mengalami kecanduan nikotin lebih besar daripada orang dewasa.

Menurut Levy, para remaja dinilai lebih sulit untuk menghentikan kebiasaan menggunakan produk tembakau karena otak mereka yang sedang berkembang lebih rentan daripada otak orang dewasa yang matang.

“Bagian pengambilan keputusan yang rasional dari otak kehilangan bagian yang lebih naluriah. Mereka menemukan diri mereka menggunakan nikotin bahkan ketika mereka benar-benar ingin berhenti,” kata Dr. Sharon Levy.

(Via CBC)

Comments

Comments are closed.